Penerbangan Lebih Lambat: Jalan Menuju Emisi Nol?
Perubahan iklim menjadi salah satu isu global yang mendesak, dan industri penerbangan berperan penting dalam mengurangi emisi. Sebuah studi terbaru dari University of Cambridge menunjukkan bahwa mengurangi kecepatan penerbangan dapat menjadi kunci dalam mencapai target emisi nol di masa depan. Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam laporan 'Lima Tahun Menuju Masa Depan Penerbangan yang Baru', mengusulkan empat langkah strategis untuk mencapai tujuan ambisius ini.
Langkah-Langkah Menuju Penerbangan Berkelanjutan
- Teknologi Penerbangan Baru: Investasi dalam teknologi penerbangan baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan adalah langkah pertama yang penting. Pengembangan pesawat dengan desain aerodinamis yang lebih baik, mesin yang lebih hemat bahan bakar, dan teknologi propulsi listrik merupakan contoh dari inovasi yang dibutuhkan.
- Bahan Bakar Berkelanjutan dan Energi Terbarukan: Pengembangan dan penggunaan bahan bakar berkelanjutan, seperti biofuel dan hidrogen, sangatlah penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pemanfaatan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, untuk operasi bandara juga perlu didorong.
- Kolaborasi Pemerintah dan Industri: Kerjasama erat antara pemerintah dan industri penerbangan sangat penting untuk merumuskan kebijakan baru yang mendukung pengurangan emisi. Hal ini termasuk insentif fiskal untuk teknologi ramah lingkungan, standarisasi bahan bakar berkelanjutan, dan peraturan yang ketat untuk emisi.
- Mencegah Pembentukan Awan Pesawat: Awan yang terbentuk di belakang pesawat, yang dikenal sebagai contrail, ternyata berkontribusi terhadap pemanasan global. Penelitian dan pengembangan teknologi untuk mencegah pembentukan contrail menjadi fokus penting dalam mengurangi emisi.
Manfaat Penerbangan Lebih Lambat
Menurut studi tersebut, mengurangi kecepatan pesawat sebesar 15% dapat mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 5-7%. Meskipun terdengar sederhana, perubahan ini dapat berdampak pada waktu tempuh. Penerbangan jarak jauh, seperti London-New York, bisa memakan waktu sekitar 50 menit lebih lama.
Tantangan Penerapan Penerbangan Lebih Lambat
Meskipun potensi manfaatnya besar, penerapan penerbangan lebih lambat menghadapi beberapa tantangan:
- Dampak pada Produktivitas Maskapai: Mengurangi kecepatan dapat berdampak pada efisiensi dan profitabilitas maskapai penerbangan. Jadwal penerbangan yang lebih lama dapat menyebabkan kerugian pendapatan dan penurunan jumlah penerbangan yang dapat dijalankan dalam sehari.
- Desain Ulang Pesawat: Merancang pesawat yang dapat terbang dengan kecepatan lebih rendah memerlukan proses pengembangan yang kompleks dan memakan waktu. Teknologi baru dan perubahan desain perlu diuji secara menyeluruh untuk memastikan keamanan dan efisiensi.
- Penyesuaian Infrastruktur Bandara: Peningkatan waktu terbang perlu diimbangi dengan pengaturan bandara yang lebih efisien dan pengurangan waktu tunggu. Penambahan fasilitas, seperti gerbang keberangkatan tambahan dan pengelolaan alur penumpang yang lebih baik, diperlukan untuk mengatasi peningkatan waktu tempuh.
Perubahan Sistemik Diperlukan
Direktur Whittle Laboratory, Rob Miller, menyatakan bahwa perubahan sistemik diperlukan dalam penerbangan untuk mencapai emisi nol. Sama seperti Tesla mengubah wajah industri otomotif dengan kendaraan listrik, inovasi dan kolaborasi yang kuat diperlukan dalam penerbangan. Maskapai, produsen pesawat, dan bandara perlu bekerja sama untuk mengimplementasikan perubahan ini.
Kesimpulan
Penerbangan lebih lambat merupakan salah satu solusi yang layak dipertimbangkan untuk mengurangi emisi penerbangan. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi, kolaborasi dan inovasi dapat membuka jalan menuju masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan. Dengan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan, kita dapat mencapai tujuan emisi nol dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.