:strip_exif():quality(75)/medias/2312/2a677052fce3cbe016bf17ac7032961f.jpeg)
Menemukan produk perawatan kulit (skincare) yang cocok bisa jadi perjalanan yang panjang. Berbagai produk dicoba, sebelum akhirnya menemukan formula yang tepat. Sayangnya, proses ini terkadang menimbulkan efek samping, seperti iritasi kulit.
Banyak influencer merekomendasikan detoks kulit untuk mengatasi masalah ini. Namun, apa sebenarnya detoks kulit dan perlukah dilakukan?
Memahami Detoks Kulit
Detoks, atau detoksifikasi, mengacu pada proses membersihkan racun dalam tubuh. Istilah ini kurang tepat digunakan untuk kulit, namun bisa diartikan sebagai usaha membersihkan kulit secara mendalam untuk mencegah efek buruk. Salah satu caranya adalah dengan menghindari produk kosmetik, termasuk skincare yang memicu iritasi.
Penyebab Iritasi Kulit dan Kapan Detoks Perlu Dipertimbangkan
Iritasi kulit bisa terjadi karena penggunaan skincare yang tidak tepat atau sering gonta-ganti produk tanpa jeda. Beberapa tanda yang umum terlihat adalah:
- Munculnya jerawat
- Kulit kasar
- Kemerahan
- Rasa gatal
- Terbakar
Ketika iritasi terjadi, banyak orang bertanya-tanya, apa yang harus dilakukan?
Beberapa influencer di media sosial menyarankan detoks skincare dengan menghentikan penggunaan semua produk perawatan kulit untuk sementara waktu. Namun, menurut Dr. Vidyani Adiningtyas, Sp. DVE, seorang ahli dermatologis, sebaiknya menilai kondisi kulit terlebih dahulu.
Konsultasi Ahli: Panduan Mengatasi Iritasi Kulit
"Iritasi kulit sering terjadi karena penggunaan serum dengan konsentrasi tinggi, seperti vitamin C, yang ternyata tidak cocok untuk kulitmu," jelas Dr. Tyas. "Pertama, tentukan tingkat keparahan iritasi. Jika sangat parah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut, seperti perawatan atau penggunaan obat oles."
Untuk iritasi ringan, Dr. Tyas menyarankan untuk tidak melakukan detoks secara ekstrem. Sebaiknya, hindari produk yang mengandung bahan aktif, khususnya serum vitamin C dengan konsentrasi tinggi.
"Cukup hentikan penggunaan produk yang memicu iritasi dan gunakan basic skincare seminimal mungkin," tambah Dr. Tyas. "Kulitmu tetap membutuhkan pembersihan dan perlindungan, terutama jika kamu menggunakan makeup dan berada di ruangan ber-AC. Jangan langsung menerapkan detoks, tetapi perhatikan kondisi kulitmu dan sesuaikan dengan kebutuhannya."
Tips Merawat Kulit Iritasi
Selain perawatan dasar seperti sabun, pelembap, dan tabir surya, pastikan kamu menjalani gaya hidup sehat. Hindari penggunaan makeup dan paparan sinar matahari selama kulitmu mengalami iritasi. Berikut beberapa tips tambahan:
- Hydration: Minum cukup air putih untuk menjaga kelembapan kulit.
- Diet Sehat: Konsumsi makanan bernutrisi yang kaya vitamin dan mineral untuk membantu regenerasi kulit.
- Istirahat Cukup: Tidur yang cukup membantu proses regenerasi kulit dan mengurangi stres.
Kesimpulan: Pentingnya Konsultasi dengan Dokter Kulit
Ingat, kulitmu adalah organ yang unik dan membutuhkan perawatan yang tepat. Jika kamu mengalami iritasi kulit, konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman. Jangan tergoda dengan tren detoks kulit yang tidak teruji secara medis, karena dapat berisiko memperparah kondisi kulitmu.