Health

Paraplegia: Memahami Kelumpuhan Tubuh Bagian Bawah

Paraplegia adalah kondisi disabilitas fisik yang memengaruhi kemampuan gerak pada tubuh bagian bawah. Seseorang dengan paraplegia mengalami kelumpuhan yang dimulai dari panggul ke bawah, sehingga mereka mungkin kesulitan atau tidak dapat menggerakkan tungkai, paha, kaki, dan terkadang perut.

Apa itu Paraplegia?

Paraplegia adalah jenis cedera sumsum tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan pada tubuh bagian bawah. Ini berarti seseorang dengan paraplegia mungkin kehilangan kemampuan untuk menggerakkan kaki dan kakinya, dan mungkin juga mengalami kesulitan mengontrol fungsi usus dan kandung kemih.

Penyebab Paraplegia

Penyebab utama paraplegia adalah cedera sumsum tulang belakang, yang bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti:

Kecelakaan berkendara: Tabrakan mobil, sepeda motor, atau kecelakaan lalu lintas lainnya merupakan penyebab umum cedera sumsum tulang belakang dan paraplegia.

Luka tembak atau tusuk: Luka akibat senjata api atau benda tajam dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan menyebabkan paraplegia.

Terjatuh: Jatuh dari ketinggian, terutama pada orang dengan osteoporosis atau osteopenia, dapat menyebabkan cedera sumsum tulang belakang.

Kondisi medis: Beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan paraplegia, seperti:

Tumor tulang belakang: Tumor atau kanker yang berkembang di sekitar sumsum tulang belakang dapat menekan saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

Kista atau rongga berisi cairan dalam sumsum tulang belakang (siringomielia): Kondisi ini dapat menekan sumsum tulang belakang dan menyebabkan paraplegia.

Infeksi yang menyerang sumsum tulang belakang: Infeksi seperti meningitis atau abses tulang belakang dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang.

Gangguan aliran darah (iskemia): Pembuluh darah tersumbat atau pecah dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke sumsum tulang belakang dan menyebabkan paraplegia.

Kerusakan saraf terkait diabetes: Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf, termasuk saraf di sumsum tulang belakang, yang dapat menyebabkan paraplegia.

Kondisi bawaan saat lahir: Kondisi bawaan seperti mielomeningokel atau spina bifida dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan paraplegia.

Cedera saat kelahiran atau masa kanak-kanak awal: Cedera seperti cerebral palsy dapat menyebabkan paraplegia.

Kondisi autoimun atau inflamasi: Kondisi seperti multiple sclerosis dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dan paraplegia.

* Kondisi genetik: Kondisi genetik seperti paraplegia spastik herediter dapat menyebabkan paraplegia.

Jenis-jenis Paraplegia

Terdapat dua jenis paraplegia, berdasarkan tingkat keparahan kelumpuhan:

Paraplegia total: Kehilangan fungsi total pada tubuh bagian bawah, termasuk kemampuan merasakan sensasi dan bergerak. Ini berarti seseorang tidak dapat menggerakkan kaki atau kakinya dan tidak dapat merasakan apa pun di bawah pinggang.

Paraplegia sebagian: Kehilangan sebagian fungsi, tubuh bagian bawah masih dapat merasakan atau digerakkan, tetapi biasanya tidak sekuat sebelum cedera. Ini berarti seseorang mungkin masih dapat merasakan beberapa sensasi di kaki atau kakinya, dan mungkin dapat menggerakkan beberapa otot di kakinya.

Gejala Paraplegia

Gejala paraplegia dapat muncul secara tiba-tiba (akut) atau bertahap (kronis), dan dapat bervariasi dari orang ke orang. Beberapa gejala umum meliputi:

Hilangnya sensasi pada tubuh bagian bawah: Ini mungkin termasuk mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar di kaki, kaki, dan bokong.

Kelemahan atau kelumpuhan pada tubuh bagian bawah: Ini mungkin termasuk kesulitan menggerakkan kaki, kaki, atau bokong.

Kesulitan mengontrol fungsi usus dan kandung kemih: Ini mungkin termasuk kesulitan buang air besar, buang air kecil, atau menahan buang air besar atau buang air kecil.

Nyeri kronis: Nyeri dapat muncul di punggung bawah, kaki, atau kaki, dan dapat menjadi parah.

Disfungsi seksual: Paraplegia dapat memengaruhi kemampuan untuk mengalami gairah seksual dan mencapai orgasme.

Luka di kulit: Karena sulitnya mengubah posisi tubuh, seseorang dengan paraplegia mungkin lebih rentan terhadap luka di kulit.

Depresi: Merasa tertekan atau cemas adalah hal yang umum terjadi pada orang dengan paraplegia.

Pengobatan Paraplegia

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan paraplegia, tetapi pengobatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Pengobatan mungkin termasuk:

Rehabilitasi: Terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi wicara dapat membantu seseorang dengan paraplegia untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan fungsi.

Obat-obatan: Obat-obatan dapat membantu mengelola nyeri, spastisitas, dan gangguan usus dan kandung kemih.

Pembedahan: Pembedahan mungkin diperlukan untuk menstabilkan tulang belakang, meringankan tekanan pada saraf, atau memperbaiki kerusakan pada sumsum tulang belakang.

Perangkat bantu: Perangkat bantu seperti kursi roda, walker, dan tongkat dapat membantu seseorang dengan paraplegia untuk bergerak dan beraktivitas.

Hidup dengan Paraplegia

Hidup dengan paraplegia bisa menjadi tantangan, tetapi dengan dukungan yang tepat, orang dengan paraplegia dapat menjalani kehidupan yang aktif dan memuaskan. Ada banyak organisasi dan sumber daya yang tersedia untuk membantu orang dengan paraplegia, seperti:

Organisasi disabilitas: Organisasi ini menyediakan informasi, dukungan, dan sumber daya untuk orang dengan disabilitas.

Kelompok pendukung: Kelompok pendukung dapat membantu orang dengan paraplegia untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa.

Terapis: Terapis dapat membantu orang dengan paraplegia untuk mengatasi tantangan emosional dan fisik yang mereka hadapi.

Kata Penutup

Paraplegia adalah kondisi yang serius, tetapi dengan pengobatan dan dukungan yang tepat, orang dengan paraplegia dapat hidup dengan baik. Penting untuk mencari pengobatan medis segera jika Anda mengalami gejala paraplegia, dan untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang terkasih dan sumber daya yang tersedia untuk Anda.