10 Destinasi Wisata Dunia yang Terlalu Ramai: Dampak Overtourism
Pernahkah Anda membayangkan destinasi wisata idaman Anda dipenuhi oleh lautan manusia? Sayangnya, fenomena ini, yang dikenal sebagai overtourism, sedang melanda beberapa destinasi wisata dunia. Meskipun banyaknya turis memberikan keuntungan ekonomi, overtourism juga membawa dampak negatif yang merugikan masyarakat setempat dan lingkungan.
Apa itu Overtourism?
Overtourism, atau wisata berlebihan, adalah situasi ketika jumlah wisatawan di suatu tempat melebihi kapasitas daya tampung tempat tersebut. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti:
Kerusakan lingkungan: Peningkatan jumlah wisatawan dapat menyebabkan polusi, kerusakan ekosistem, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Kemacetan dan ketidaknyamanan: Jalanan menjadi padat, transportasi umum kewalahan, dan antrian panjang di tempat wisata.
Kenaikan harga: Harga makanan, akomodasi, dan layanan lainnya meningkat drastis.
Kehilangan budaya lokal: Budaya lokal tergusur oleh pengaruh wisata, dan masyarakat setempat merasa termarginalkan.
10 Destinasi Wisata Dunia yang Terdampak Overtourism
Berikut adalah 10 destinasi wisata dunia yang sedang berjuang mengatasi overtourism:
1. Bali, Indonesia
Pulau Dewata yang terkenal dengan keindahan alamnya ini tengah berjibaku dengan overtourism. Pembangunan yang tak terkendali, kepadatan penduduk, dan kemacetan menjadi permasalahan yang muncul. Sebagai upaya awal, Pemprov Bali memberlakukan pajak pariwisata sebesar Rp 150.000 untuk wisatawan mancanegara. Pajak ini ditujukan untuk menjaga kelestarian alam Bali.
2. Venesia, Italia
Kota Kanal ini terkenal dengan keindahan arsitekturnya dan kanal-kanal yang dilalui perahu. Namun, dengan jumlah pengunjung yang mencapai 30 juta orang per tahun, Venesia mulai merasakan dampak negatif overtourism. Untuk mengendalikan jumlah wisatawan, Venesia menerapkan pajak bagi turis harian dan membatasi jumlah rombongan wisata.
3. Machu Picchu, Peru
Benteng kuno ini merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Keindahannya yang menakjubkan menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Namun, overtourism mengancam kelestarian situs ini. Machu Picchu menerapkan sistem tiket dengan slot waktu ketat dan membatasi jumlah pengunjung.
4. Gunung Fuji, Jepang
Puncak tertinggi di Jepang ini menjadi magnet bagi para pendaki dari seluruh dunia. Namun, overtourism menyebabkan masalah sampah dan kerusakan lingkungan di sekitar gunung. Pemerintah setempat menerapkan batas maksimal 4.000 pendaki per hari.
5. Paris, Perancis
Ibukota Prancis ini dibanjiri wisatawan, terutama setelah serial Netflix "Emily in Paris" populer. Menara Eiffel dan Museum Louvre kewalahan menampung pengunjung. Museum Louvre membatasi jumlah pengunjung hingga 30.000 orang per hari.
6. Amsterdam, Belanda
Ibu kota Belanda ini juga mengalami overtourism. Untuk mengurangi jumlah pengunjung, Amsterdam membatasi jumlah pelayaran dan melarang pembangunan hotel baru.
7. Oahu, Hawaii
Surga tropis ini menjadi tujuan wisata populer. Namun, jumlah wisatawan yang mencapai 9-10 juta orang per tahun memberikan tekanan pada masyarakat lokal dan lingkungan. Hawaii berencana memberlakukan biaya bagi wisatawan yang menginap di hotel atau penginapan lain.
8. Barcelona, Spanyol
Barcelona menghadapi overtourism dengan menaikkan pajak bagi turis dan membatasi jumlah kapal pesiar yang berlabuh.
9. Athena, Yunani
Akropolis, situs bersejarah di Athena, dipadati oleh wisatawan. Pemerintah setempat membatasi jumlah kunjungan harian dan mewajibkan reservasi slot waktu.
10. Maya Bay, Thailand
Teluk cantik ini terkenal sebagai lokasi syuting film "The Beach". Overtourism menyebabkan kerusakan lingkungan dan terumbu karang di Maya Bay. Pemerintah setempat menutup teluk ini pada 2018 untuk memulihkan ekosistem. Maya Bay dibuka kembali pada Januari 2022 dengan aturan ketat untuk melindungi lingkungan.
Solusi Mengatasi Overtourism
Untuk mengatasi overtourism, berbagai solusi dapat diterapkan, antara lain:
Membatasi jumlah pengunjung: Menentukan batas maksimal pengunjung per hari atau per periode waktu tertentu.
Menerapkan sistem reservasi: Meminta wisatawan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu sebelum mengunjungi tempat wisata.
Meningkatkan infrastruktur: Meningkatkan fasilitas umum, transportasi, dan akomodasi untuk menampung jumlah wisatawan yang lebih besar.
Mempromosikan wisata alternatif: Mempromosikan tempat wisata yang kurang dikenal atau menawarkan pengalaman wisata yang lebih unik.
Meningkatkan kesadaran masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak overtourism dan mendorong perilaku wisata yang bertanggung jawab.
Peran Wisatawan dalam Mengatasi Overtourism
Sebagai wisatawan, kita juga memiliki peran penting dalam mengatasi overtourism. Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan:
Memilih destinasi wisata yang tidak terlalu ramai: Mencari alternatif destinasi wisata yang belum terlalu banyak dikunjungi.
Melakukan kunjungan di luar musim ramai: Menghindari waktu-waktu puncak kunjungan wisata, seperti liburan sekolah atau hari libur nasional.
Menghormati budaya lokal: Berpakaian sopan, tidak bersikap kasar, dan tidak mengganggu kehidupan masyarakat setempat.
Meminimalkan sampah: Membuang sampah pada tempatnya dan membawa pulang sampah pribadi.
Mendukung bisnis lokal: Membeli souvenir dan makanan dari pedagang lokal, bukan dari perusahaan besar.
Overtourism merupakan tantangan nyata bagi banyak destinasi wisata dunia. Dengan meningkatkan kesadaran dan menerapkan solusi yang tepat, kita dapat menikmati keindahan alam dan budaya tanpa merusak lingkungan dan merugikan masyarakat setempat.