:strip_exif():quality(75)/medias/1085/dd0682c92d9890b7c3ea63f731f6cbb9.jpeg)
Beras merupakan makanan pokok bagi banyak orang di Indonesia. Selain terjangkau, beras juga sumber energi yang baik. Namun, tidak semua jenis beras cocok untuk diet, terutama bagi yang ingin mengontrol asupan karbohidrat dan menurunkan berat badan. Berikut adalah 7 jenis beras yang bisa menjadi pilihan tepat untuk program diet Anda:
1. Beras Merah: Kaya Serat dan Antioksidan
Beras merah terkenal dengan rasa kacangnya dan aromanya yang harum. Selain itu, beras merah juga mengandung antosianin dan antioksidan tinggi. Beberapa varietas beras merah kaya akan zat besi dan zinc, yang penting untuk pembentukan hemoglobin, kekebalan tubuh, dan penyembuhan luka. Satu porsi beras merah kering seberat 45 gram mengandung 160 kalori, 4 gram protein, 37 gram protein, dan 1,98 gram serat.
2. Beras Cokelat: Meningkatkan Pencernaan dan Mengelola Berat Badan
Beras cokelat memiliki kulit ari dan kulit luar yang masih utuh, sehingga menghasilkan warna cokelat atau kecokelatan. Beras cokelat kaya akan antioksidan, vitamin B, dan serat. Lapisan lembaga (embrio) mengandung vitamin B, lemak sehat, mineral, dan protein. Mengonsumsi beras cokelat dapat meningkatkan pencernaan yang sehat, mengurangi risiko penyakit jantung, dan membantu dalam pengelolaan berat badan.
3. Beras Liar: Tinggi Serat dan Protein, Lebih Mengenyangkan
Walau namanya "liar", beras ini sebenarnya adalah rumput semi-akuatik. Beras liar kaya akan serat dan protein, membuatnya lebih mengenyangkan dibandingkan nasi putih. Selain itu, beras liar juga kaya antioksidan, bahkan tiga puluh kali lebih tinggi daripada nasi putih. Satu cangkir nasi beras liar matang mengandung 166 kalori, 6,54 gram protein, 34,9 gram karbohidrat, dan 2,95 gram serat.
4. Beras Hitam: Kaya Antosianin dan Antioksidan Kuat
Berasal dari Jepang, beras hitam memiliki warna ungu kehitaman yang pekat karena kaya antosianin. Antosianin merupakan antioksidan yang kuat, bermanfaat melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskular dan kanker. Beras hitam memiliki kandungan protein dan serat yang lebih tinggi dibanding nasi putih. Dua pertiga cangkir beras hitam kering berbiji panjang menyediakan 170 kalori, 4 gram protein, 39 gram karbohidrat, dan 2 gram serat.
5. Beras Ungu: Menurunkan Kadar Gula Darah dan Insulin
Beras ungu merupakan varietas beras gandum utuh yang hadir dalam dua bentuk: beras panjang dan beras ketan. Beras ungu kaya antosianin, yang terbukti membantu menurunkan kadar gula darah dan insulin dibandingkan dengan beras putih. Seperempat cangkir beras ungu kering mengandung 140 kalori, 5,98 gram protein, 30 gram karbohidrat, dan 1,98 gram serat.
6. Beras Arborio: Tekstur Lembut untuk Risotto dan Serbaguna
Beras Arborio dikenal karena bentuknya yang oval dan tampilannya yang putih susu. Beras ini memiliki kandungan amilosa (sejenis pati) yang tinggi, sehingga menghasilkan tekstur lembut yang cocok untuk memasak risotto. Beras Arborio juga memiliki kemampuan menyerap rasa yang tinggi. Seperempat cangkir beras Arborio kering mengandung 160 kalori, 3 gram protein, 35 gram karbohidrat, dan 0 gram serat.
7. Beras Putih yang Diperkaya: Pilihan Praktis dengan Tambahan Nutrisi
Beras putih yang diperkaya merupakan jenis beras yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Lapisan kecambah dan kulit ari pada beras putih telah dihilangkan, sehingga hanya tersisa endosperma yang mengandung pati. Beras putih yang diperkaya mengandung lebih sedikit serat dan protein dibandingkan beras merah, namun telah diperkaya dengan vitamin dan mineral seperti vitamin B dan zat besi. Secangkir beras putih berbiji sedang yang dimasak dan diperkaya mengandung 242 kalori, 4,43 gram protein, 53,2 gram karbohidrat, 0,558 gram serat, 15% dari nilai harian (DV) untuk zat besi, 25% dari DV untuk selenium, 26% dari DV untuk tiamin, dan 45% dari DV untuk folat.
Dengan mengetahui berbagai jenis beras dan kandungan nutrisinya, Anda dapat memilih beras yang tepat untuk mendukung program diet Anda dan menjaga kesehatan tubuh. Ingatlah untuk memilih beras yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda, dan konsultasikan dengan ahli gizi jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.