Bahaya Tensi Tinggi: Gejala, Komplikasi & Cara Pencegahan

Rabu, 9 April 2025 08:32

Mengenal hipertensi (tensi tinggi): gejala, penyebab, risiko komplikasi seperti stroke, gagal jantung, dan kerusakan ginjal. Pelajari cara pencegahan dan pengobatannya.

Ilustrasi tensi tinggi © copyright Alex Green - Pexels

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri Anda secara konsisten tinggi. Kondisi ini sering disebut "silent killer" karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius yang mengancam jiwa, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Apa itu Tekanan Darah Tinggi?

Tekanan darah diukur dengan dua angka: angka sistolik dan angka diastolik. Angka sistolik menunjukkan tekanan darah saat jantung berdetak, sedangkan angka diastolik menunjukkan tekanan darah saat jantung beristirahat di antara detak. Tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg.

Anda didiagnosis mengalami hipertensi jika tekanan darah Anda secara konsisten berada di atas 140/90 mmHg. Jika tekanan darah Anda berada di antara 120/80 dan 139/89 mmHg, Anda dikatakan mengalami pra-hipertensi, yang merupakan tanda peringatan bahwa Anda berisiko terkena hipertensi di kemudian hari.

Apa Gejala Tekanan Darah Tinggi?

Sayangnya, hipertensi seringkali tidak menunjukkan gejala, terutama pada tahap awal. Itulah mengapa kondisi ini sering disebut sebagai "silent killer". Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul, antara lain:

Sakit kepala: Sakit kepala parah dan persisten, terutama di bagian belakang kepala.

Pusing: Rasa pusing, ringan, atau bahkan pingsan.

Mimisan: Mimisan yang sering terjadi tanpa alasan yang jelas.

Gangguan Penglihatan: Pandangan kabur, penglihatan ganda, atau berkunang-kunang.

Sesak Nafas: Kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas.

Nyeri Dada: Rasa nyeri atau tidak nyaman di dada, terutama saat beraktivitas.

Kelelahan: Rasa lelah dan lesu yang tidak biasa.

Mual dan Muntah: Rasa mual dan muntah yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan.

Gelisah: Rasa gelisah dan tidak tenang.

Pembuluh darah tampak menonjol: Pembuluh darah di leher atau kulit tampak menonjol.

Jika Anda mengalami salah satu dari gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah. Penting untuk mendiagnosis hipertensi sedini mungkin agar dapat ditangani dengan tepat.

Apa Penyebab Tekanan Darah Tinggi?

Penyebab hipertensi tidak selalu jelas, tetapi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi antara lain:

Genetika: Memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi.

Usia: Risiko terkena hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.

Ras: Orang Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi daripada ras lainnya.

Obesitas: Berat badan berlebih atau obesitas dapat meningkatkan tekanan darah.

Kurang Olahraga: Gaya hidup yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Asupan Garam yang Tinggi: Konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.

Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Konsumsi Alkohol Berlebihan: Mengonsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.

Stress: Stres kronis dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Kondisi Medis Tertentu: Kondisi medis seperti penyakit ginjal kronis, diabetes, dan sleep apnea dapat meningkatkan risiko hipertensi.

Apa Komplikasi Tekanan Darah Tinggi?

Tekanan darah tinggi yang tidak ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius yang dapat mengancam jiwa. Berikut adalah beberapa komplikasi yang paling umum:

1. Penyakit Jantung

Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah jantung, yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan gagal jantung. Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan dinding jantung, yang dikenal sebagai hipertrofi ventrikel kiri.

2. Stroke

Tekanan darah tinggi dapat melemahkan dinding arteri di otak, yang meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah dan menyebabkan stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan mengeluarkan darah. Selain itu, tekanan darah yang terlalu rendah juga dapat menyebabkan stroke iskemik, yang terjadi ketika pembuluh darah di otak tersumbat oleh gumpalan darah.

3. Aneurisma

Hipertensi dapat melemahkan dinding arteri, menyebabkan pembentukan kantong rapuh yang disebut aneurisma. Aneurisma dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk otak, aorta (arteri utama yang membawa darah dari jantung), dan kaki. Jika aneurisma pecah, dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa.

4. Kerusakan Ginjal

Tekanan darah tinggi dapat menyempitkan pembuluh darah di ginjal, yang mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring limbah dan cairan berlebih dari tubuh. Kerusakan ginjal akibat hipertensi dapat menyebabkan gagal ginjal, yang memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.

5. Masalah Penglihatan

Hipertensi dapat menyebabkan retinopati hipertensi, yaitu kondisi yang memengaruhi pembuluh darah di retina, bagian mata yang bertanggung jawab untuk penglihatan. Retinopati hipertensi dapat menyebabkan pandangan kabur, penglihatan ganda, atau bahkan kebutaan.

Cara Mencegah dan Mengobati Tekanan Darah Tinggi

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi:

Makan Sehat: Konsumsi makanan yang rendah garam, lemak jenuh, dan kolesterol. Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian utuh.

Olahraga Teratur: Lakukan setidaknya 30 menit olahraga intensitas sedang, seperti berjalan cepat atau berenang, minimal 5 kali seminggu.

Menurunkan Berat Badan: Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, menurunkan berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Berhenti Merokok: Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, jadi berhenti merokok adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Batasi Konsumsi Alkohol: Batasi konsumsi alkohol hingga maksimal satu minuman per hari untuk wanita dan dua minuman per hari untuk pria.

Kelola Stres: Temukan cara untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu di alam.

Minum Obat Secara Teratur: Jika Anda telah didiagnosis dengan hipertensi, minum obat sesuai petunjuk dokter untuk mengontrol tekanan darah.

Pantau Tekanan Darah Secara Rutin: Periksa tekanan darah Anda secara teratur, baik di rumah maupun di klinik.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Jika Anda mengalami salah satu dari gejala hipertensi, segera periksakan diri ke dokter. Penting untuk mendiagnosis hipertensi sedini mungkin agar dapat ditangani dengan tepat. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi atau memiliki faktor risiko lain untuk terkena hipertensi. Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, terutama jika Anda berusia di atas 30 tahun.

Hipertensi adalah kondisi yang serius, tetapi dengan penanganan yang tepat, Anda dapat mengontrol tekanan darah Anda dan mengurangi risiko komplikasi. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan minum obat sesuai resep dokter, Anda dapat menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda.

Artikel terkait

Kolesterol Tinggi: Bahaya, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Kolesterol Tinggi: Bahaya & Cara Menurunkannya - Panduan Lengkap
Stroke di Usia Muda: Penyebab, Gejala, & Cara Mencegahnya
Menu Sarapan Hipertensi: 5 Pilihan Sehat Penurun Tekanan Darah
Stroke: Kenali Gejala, Waktu Emas, & Penanganan di Mayapada Hospital
Hipertensi Gejala: Kenali & Deteksi Dini Sebelum Terlambat!
Stroke Muda: Kenali Gejalanya & Lindungi Diri Anda!
Menurunkan Tekanan Darah Tinggi: 10 Makanan Sehat
Turunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami: 5 Cara Mudah & Efektif
Stroke Usia Muda: Waspadai Gaya Hidup Tak Sehat!
Waspada! Minuman Manis Tingkatkan Risiko Stroke
Stroke Muda: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya