:strip_exif():quality(75)/medias/5248/e4514f5a59a8ad436319062dd49bf84d.jpg)
Pernahkah kamu merasakan benjolan di ketiak yang mirip jerawat? Meskipun sering dianggap jerawat, benjolan ini sebenarnya disebabkan oleh kondisi yang berbeda. Benjolan di ketiak bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat kamu kurang percaya diri.
Benjolan di Ketiak: Lebih dari Sekedar Jerawat
Benjolan di ketiak seringkali dikira sebagai jerawat biasa. Padahal, ada beberapa penyebab lain yang bisa memicu munculnya benjolan di area tersebut. Memahami penyebabnya penting untuk menentukan cara mengatasi dan mencegahnya agar tidak muncul kembali.
Penyebab Benjolan di Ketiak
Berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan benjolan di ketiak:
1. Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus. Folikulitis bisa terjadi akibat gesekan, produk perawatan kulit, atau reaksi terhadap keringat. Gejalanya berupa benjolan merah, berisi nanah, dan terasa gatal atau nyeri.
2. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak terjadi akibat alergi atau iritasi terhadap zat tertentu, seperti sabun, kosmetik, parfum, atau perhiasan. Deodoran atau antiperspiran yang mengandung bahan kimia juga bisa memicu dermatitis kontak di ketiak. Gejala umum dermatitis kontak meliputi ruam merah, gatal, melepuh, dan sensasi terbakar di kulit.
3. Rambut Tumbuh ke Dalam
Rambut yang tumbuh kembali ke dalam kulit akibat teknik mencukur atau mencabut bulu ketiak yang salah disebut rambut tumbuh ke dalam. Kondisi ini menyebabkan benjolan merah yang nyeri atau gatal, dan bisa berisi nanah.
4. Hidradenitis Suppurativa (HS)
Hidradenitis suppurativa (HS) adalah kondisi kronis yang ditandai dengan peradangan kelenjar keringat. Kondisi ini menyebabkan benjolan mirip jerawat atau bisul yang terasa nyeri. Benjolan ini biasanya muncul di ketiak, selangkangan, bokong, dan sekitar kemaluan. Risiko HS meningkat akibat faktor genetik, sindrom metabolik, obesitas, produksi sebum yang meningkat, dan kebiasaan merokok.
5. Iritasi Akibat Mencukur
Mencukur bulu ketiak dapat menyebabkan ruam dan iritasi, terutama jika menggunakan pisau cukur yang tumpul atau lupa melembapkan kulit. Bakteri dapat masuk ke luka kecil akibat pisau cukur tumpul, memicu infeksi seperti bisul atau folikulitis.
Cara Mencegah Benjolan di Ketiak
Untuk mencegah munculnya benjolan di ketiak, kamu dapat menerapkan beberapa tips berikut:
1. Jaga Kebersihan
Mandi minimal tiga kali sehari dan bersihkan tubuh dengan sabun mandi. Usap area ketiak dengan lembut dan keringkan dengan handuk bersih.
2. Pakai Pakaian yang Nyaman
Pilih pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu ketat. Hindari pakaian berbahan sintetis yang dapat memicu iritasi dan keringat berlebihan.
3. Gunakan Deodoran atau Antiperspiran
Gunakan deodoran atau antiperspiran setiap hari sebelum beraktivitas. Pilih produk yang hypoallergenic dan bebas dari bahan kimia keras yang dapat memicu alergi.
4. Pilih Pisau Cukur yang Baru
Gunakan pisau cukur baru dan tajam saat mencukur bulu ketiak. Pisau cukur tumpul dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan risiko infeksi.
5. Oleskan Krim Cukur
Oleskan krim atau gel cukur di area ketiak sebelum mencukur untuk mencegah iritasi. Pilih produk yang mengandung pelembap dan antiseptik untuk melindungi kulit.
6. Hindari Memencet Benjolan
Jangan memencet atau menggaruk benjolan di ketiak karena dapat menyebabkan nyeri dan perih. Memencet benjolan juga dapat memperparah infeksi dan menyebabkan penyebaran bakteri.
7. Periksakan ke Dokter
Segera periksakan ke dokter jika benjolan memburuk, mengeluarkan nanah atau darah, atau disertai gejala lain seperti demam, nyeri, dan pembengkakan.
Kesimpulan
Benjolan di ketiak tidak selalu disebabkan oleh jerawat. Ada beberapa kondisi lain yang bisa memicu munculnya benjolan di area tersebut. Dengan menjaga kebersihan, memilih produk perawatan yang tepat, dan menghindari kebiasaan buruk, kamu bisa mencegah munculnya benjolan di ketiak dan tetap merasa percaya diri.
Jika kamu mengalami benjolan di ketiak yang tidak kunjung hilang atau semakin parah, segeralah konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.