:strip_exif():quality(75)/medias/1344/806108d45b88216368eaa21273c9db38.jpeg)
Raksasa chip, Intel, tengah menghadapi masa-masa sulit di tahun 2024. Kinerjanya terus merosot, dengan nilai perusahaan turun hingga setengahnya. Laporan pendapatan terbaru bahkan menjadi yang terburuk dalam 50 tahun terakhir. Untuk mengatasi tantangan ini, Intel mengambil langkah drastis dengan memisahkan divisi manufakturnya dari bisnis inti desain dan penjualan prosesor komputer.
Kinerja Intel Menurun Drastis
Penurunan kinerja Intel menjadi sorotan utama di industri semikonduktor. Berbagai faktor, seperti persaingan ketat dari perusahaan seperti Nvidia, penurunan permintaan chip, dan masalah dalam proses manufaktur, menjadi penyebab utama penurunan ini. Intel, yang selama ini dikenal sebagai pemimpin pasar, kini menghadapi tantangan serius untuk mempertahankan posisinya.
Pemisahan Divisi Manufaktur
Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, Intel memutuskan untuk memisahkan divisi manufakturnya. Langkah ini memungkinkan Intel untuk fokus pada bisnis inti desain dan penjualan prosesor komputer, sementara divisi manufaktur dapat beroperasi secara mandiri dan menarik investasi eksternal.
Rumor mengenai akuisisi divisi manufaktur oleh Qualcomm beredar luas, namun belum ada konfirmasi resmi dari kedua perusahaan.
Strategi Jangka Panjang Intel
Meskipun menghadapi tantangan, Intel tetap bertekad untuk mempertahankan posisinya sebagai pemain kunci dalam industri chip. Beberapa langkah strategis yang diambil Intel untuk menghadapi masa depan:
- Membangun unit internal terpisah untuk pabrik pengecoran: Unit ini akan memiliki dewan direksi dan struktur tata kelola sendiri, serta terbuka untuk mendapatkan modal dari investor eksternal.
- Meluncurkan proses manufaktur 18A pada tahun depan: Proses manufaktur ini telah menarik minat sejumlah pelanggan besar, termasuk Amazon yang berencana menggunakan pabrik Intel.
- Memotong pengeluaran dan tenaga kerja: Intel melakukan pemotongan besar-besaran, memecat 15 ribu karyawan atau lebih dari 15% dari total tenaga kerjanya untuk menekan biaya operasional.
Masa Depan Intel
Meskipun menghadapi tantangan besar, Intel masih memiliki beberapa aset penting yang dapat membantu mereka dalam menghadapi persaingan. Kepemilikan pabrik sendiri, fokus pada pengembangan proses manufaktur baru, dan investasi dalam teknologi masa depan seperti AI (Artificial Intelligence) dapat menjadi kunci bagi Intel untuk kembali bersaing di pasar chip global.
CEO Intel, Pat Gelsinger, menegaskan bahwa strategi jangka panjang yang diambil perusahaan ini merupakan pilihan terbaik untuk memastikan keberhasilan di masa depan. Namun, hanya waktu yang akan menjawab apakah langkah-langkah strategis ini akan cukup untuk membantu Intel keluar dari masa sulitnya.