Waspada! Konflik & Bullying Anak Beda, Pahami Perbedaannya
Seringkali kita mendengar anggapan bahwa anak yang pernah dirundung saat kecil berpotensi menjadi pelaku perundungan saat dewasa. Mereka dianggap ingin membalas dendam atas apa yang pernah mereka alami. Namun, benarkah demikian?
Konflik dan Bullying: Perbedaan yang Penting untuk Dipahami
Samanta Elsener, seorang psikolog anak dan keluarga dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), menjelaskan bahwa tidak ada kepastian dalam hal ini. "Seseorang yang pernah menjadi pelaku bullying belum tentu akan menjadi korban bullying di kemudian hari, dan begitu juga sebaliknya," ujar Samanta.
Hal ini tergantung pada kesadaran diri seseorang dalam menjaga dirinya sendiri. Samanta sendiri pernah mengalami kejadian serupa saat duduk di bangku sekolah dasar. Ia beberapa kali dilabrak oleh kakak kelas, meskipun saat itu ia belum memahami sepenuhnya apa itu perundungan.
Saat memasuki bangku sekolah menengah pertama, Samanta menceritakan pengalamannya kepada teman-temannya. Ternyata, banyak di antara mereka yang juga memiliki pengalaman serupa. Namun, belum tentu kejadian yang mereka alami dapat dikategorikan sebagai perundungan.
Perbedaan Konflik dan Bullying
"Setelah belajar psikologi, saya menyadari bahwa saat dilabrak kakak kelas, saya selalu melawan dengan berbagai cara," tambah Samanta.
Samanta juga berdiskusi dengan para dosen dan mempelajari bahwa seseorang harus merasa menjadi korban dan dirugikan agar dapat dikatakan sebagai korban perundungan. Artinya, perundungan bersifat subjektif.
Ketika anak menceritakan pengalamannya di sekolah, Samanta menyarankan orang tua agar tidak langsung memperlakukan mereka sebagai korban. Hal ini untuk membantu anak membangun mental yang sehat.
"Jika kita langsung memposisikan mereka sebagai korban, mereka akan selalu merasa menjadi korban yang perlu dikasihani," jelas Samanta.
Penting untuk diingat bahwa konflik dan bullying berbeda. Perundungan terjadi ketika seseorang secara sengaja dan berulang kali melakukan tindakan yang bertujuan untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Sementara itu, konflik adalah perbedaan pendapat atau perselisihan yang tidak selalu melibatkan niat jahat.
Tanda-Tanda Anak Mengalami Bullying
Sebagai orang tua, penting untuk memahami tanda-tanda bahwa anak Anda mungkin menjadi korban bullying. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Perubahan perilaku, seperti menjadi lebih pendiam, menarik diri, atau mudah marah
- Munculnya rasa takut atau cemas yang berlebihan
- Penurunan prestasi akademis
- Kehilangan minat dalam kegiatan yang sebelumnya disukainya
- Munculnya luka fisik atau kerusakan barang miliknya yang tidak dapat dijelaskan
Jika Anda melihat tanda-tanda tersebut pada anak Anda, penting untuk segera berbicara dengannya dan mencari tahu apa yang terjadi. Berikan dukungan dan pengertian kepada anak Anda, dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Cara Menghadapi Konflik dan Bullying pada Anak
Sebagai orang tua, penting untuk mengajarkan anak tentang perbedaan antara konflik dan bullying. Ajarkan mereka untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab, serta untuk berani mengatakan "tidak" kepada tindakan bullying.
Berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan:
- Berikan contoh yang baik: Ajarkan anak cara menyelesaikan konflik secara damai dan dengan cara yang baik. Tunjukkan bagaimana Anda mengatasi konflik dalam kehidupan sehari-hari.
- Ajarkan keterampilan sosial: Dorong anak untuk membangun hubungan yang baik dengan teman-temannya. Ajarkan mereka cara berkomunikasi dengan baik, mendengarkan dengan empati, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang positif.
- Ajarkan tentang batasan: Jelaskan kepada anak tentang batasan yang penting untuk dijaga dalam berinteraksi dengan orang lain. Ajarkan mereka untuk berani mengatakan "tidak" jika merasa tidak nyaman atau terancam.
- Bicarakan tentang perundungan: Jelaskan kepada anak tentang apa itu perundungan dan bagaimana cara mengidentifikasi tindakan perundungan. Dorong anak untuk melaporkan setiap tindakan perundungan yang mereka alami atau saksikan kepada orang dewasa yang dipercaya.
- Berikan dukungan: Pastikan anak Anda merasa aman dan didukung. Berikan ruang bagi mereka untuk menceritakan apa yang terjadi dan dengarkan mereka dengan empati.
Ingat, perundungan adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional anak. Dengan memahami perbedaan antara konflik dan bullying, dan dengan memberikan dukungan yang tepat kepada anak, Anda dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang kuat dan tangguh.
Jika Anda melihat anak Anda menjadi korban bullying, penting untuk segera mengambil tindakan. Bicarakan dengan guru, kepala sekolah, atau pihak terkait untuk membantu menyelesaikan masalah ini.