:strip_exif():quality(75)/medias/1674/6ad2d0402b8fd635f039da4d42a4bf35.jpeg)
Disabilitas sensorik adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam merasakan atau memproses informasi melalui panca inderanya. Ini bisa terjadi karena gangguan pada satu atau lebih fungsi panca indera, seperti penglihatan, pendengaran, atau berbicara. Artikel ini akan membahas berbagai jenis disabilitas sensorik dan bagaimana kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif untuk semua orang.
Jenis-Jenis Disabilitas Sensorik
Berikut adalah beberapa jenis disabilitas sensorik yang umum:
1. Disabilitas Netra (Tunanetra)
Disabilitas netra atau tunanetra adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan penglihatan akibat kerusakan pada mata atau organ lain yang mendukung proses melihat. Kerusakan ini bisa terjadi secara anatomis maupun fisiologis. Seseorang dengan disabilitas netra memiliki akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau sama sekali tidak memiliki daya penglihatan.
Ada dua jenis disabilitas netra, yaitu:
- Low vision: Orang dengan low vision masih dapat melihat sedikit atau membedakan antara gelap dan terang.
- Blind: Orang dengan disabilitas blind tidak memiliki penglihatan dan tidak dapat membedakan gelap dan terang.
Penyebab disabilitas netra bisa beragam, seperti kecelakaan, cedera pada mata, genetik, atau penyakit seperti diabetes, glaukoma, atau degenerasi makula.
2. Disabilitas Rungu (Tunanerungu)
Disabilitas rungu atau tunarungu adalah kondisi di mana seseorang mengalami hambatan atau gangguan pada organ pendengaran, sehingga mengalami kehilangan pendengaran atau pendengarannya terganggu. Ada dua kategori tunarungu, yaitu:
- Tuli (deaf): Orang dengan disabilitas tuli tidak mampu mendengar dan mengalami kesulitan dalam memproses informasi verbal melalui pendengaran. Mereka memiliki bahasa isyarat sebagai bahasa ibu untuk berkomunikasi.
- Kurang dengar (hard of hearing): Orang dengan disabilitas kurang dengar masih memiliki sisa pendengaran dan dapat menerima informasi dengan bantuan alat bantu dengar.
3. Disabilitas Wicara (Tunawicara)
Disabilitas wicara atau tunawicara (bisu) adalah kondisi di mana seseorang mengalami hambatan atau gangguan dalam berbicara, sehingga sulit melakukan komunikasi verbal. Tunawicara bukan berarti seseorang tidak bisa berbicara sama sekali. Ini adalah gangguan atau hambatan yang menyebabkan seseorang mengalami kelainan dalam pengucapan atau artikulasi bahasa maupun suara.
Penyebab disabilitas wicara bisa disebabkan oleh kurang atau tidak berfungsinya organ-organ yang terlibat dalam berbicara, seperti rongga mulut, lidah, dan pita suara. Selain itu, masalah pertumbuhan janin atau masalah kesehatan setelah lahir, seperti infeksi pada selaput otak, juga dapat menyebabkan disabilitas wicara.
Menciptakan Lingkungan Inklusif untuk Penyandang Disabilitas Sensorik
Memahami disabilitas sensorik penting untuk membangun empati dan menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua orang. Dengan memahami kondisi dan kebutuhan mereka, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara bagi semua. Berikut adalah beberapa tips untuk menciptakan lingkungan yang inklusif untuk penyandang disabilitas sensorik:
1. Gunakan Bahasa yang Inklusif
Hindari penggunaan bahasa yang merendahkan atau menyudutkan. Sebutlah orang dengan disabilitas sensorik berdasarkan kebutuhan mereka, seperti "orang dengan disabilitas netra" atau "orang dengan disabilitas rungu," bukan "orang buta" atau "orang tuli."
2. Berikan Aksesibilitas yang Cukup
Pastikan lingkungan fisik dan digital mudah diakses oleh penyandang disabilitas sensorik. Ini termasuk:
- Ramp untuk akses bagi pengguna kursi roda
- Petunjuk dan rambu yang jelas dan mudah dipahami
- Audio deskripsi untuk media visual
- Subtitle untuk konten video
- Desain web yang ramah akses
3. Berlatih Kesadaran dan Empati
Cobalah untuk melihat dunia dari perspektif penyandang disabilitas sensorik. Pertimbangkan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan bagaimana kita dapat membantu mereka.
4. Berikan Pelatihan dan Edukasi
Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman tentang disabilitas sensorik penting bagi semua orang. Ini dapat membantu mengurangi stigma dan diskriminasi.
5. Berikan Dukungan dan Bantuan
Penyandang disabilitas sensorik mungkin memerlukan dukungan tambahan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Berikan bantuan yang dibutuhkan untuk membantu mereka merasa nyaman dan terintegrasi.
Kesimpulan
Disabilitas sensorik adalah bagian dari keragaman manusia. Dengan memahami kondisi dan kebutuhan penyandang disabilitas sensorik, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan setara bagi semua. Mari kita bersama-sama membangun masyarakat yang ramah dan mendukung semua orang, terlepas dari kemampuan mereka.