:strip_exif():quality(75)/medias/16765/6b11a294753453687b73383f25636133.jpeg)
Studi gabungan Health Collaborative Center (HCC), Fokus Kesehatan Indonesia (FKI), dan Yayasan BUMN mengungkapkan fakta mengejutkan: hampir tiga perempat (74,9%) remaja di Jakarta berisiko tinggi mengalami gangguan mental akibat masalah ekonomi keluarga. Temuan ini menyoroti pentingnya memahami hubungan antara kondisi finansial keluarga dan kesehatan jiwa anak muda di ibukota.
Faktor Ekonomi sebagai Pemicu Gangguan Mental Remaja
Menurut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSP, masalah ekonomi keluarga merupakan faktor penentu utama kesehatan jiwa, baik individu maupun komunitas. Kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat menjadi sumber stres yang signifikan, terutama bagi remaja yang sedang dalam masa perkembangan psikologis yang rentan. Ketidakstabilan ini dapat memicu berbagai macam gangguan mental remaja, mulai dari kecemasan hingga depresi.
Dampak Ekonomi Keluarga terhadap Kesehatan Jiwa Remaja
Kondisi ekonomi keluarga yang buruk berdampak langsung pada pemenuhan kebutuhan dasar remaja, seperti sandang, pangan, dan papan. Ketiadaan pekerjaan dan pendapatan stabil orang tua berdampak besar pada stabilitas emosional dan kesehatan jiwa remaja. Tekanan ekonomi, terutama di usia remaja yang rentan secara psikologis, dapat memicu stres yang signifikan dan berujung pada berbagai masalah kesehatan mental.
Bayangkan tekanan yang dialami remaja yang harus menyaksikan orang tuanya berjuang keras memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ketakutan akan masa depan, ketidakpastian ekonomi, dan kebutuhan untuk membantu keluarga dapat menyebabkan beban psikologis yang berat. Kondisi ini dapat memicu munculnya gejala gangguan mental seperti:
- Kecemasan: Rasa khawatir yang berlebihan dan tak terkontrol.
- Depresi: Perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya dinikmati.
- Gangguan makan: Pola makan yang tidak sehat sebagai mekanisme koping.
- Gangguan tidur: Kesulitan tidur atau tidur berlebihan.
- Perilaku agresif: Kemarahan dan perilaku destruktif.
- Penyalahgunaan zat: Penggunaan narkoba atau alkohol sebagai upaya mengatasi stres.
Kebijakan Ekonomi dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Remaja
Kebijakan ekonomi nasional yang berdampak pada daya beli masyarakat juga memberikan tekanan emosional, terutama pada keluarga kurang mampu. Krisis ekonomi, misalnya, dapat memperparah masalah dan meningkatkan risiko munculnya gangguan mental pada remaja. Contohnya, krisis ekonomi 1998 yang memicu peningkatan tindakan agresif dan brutal di masyarakat, sebagian besar berkaitan erat dengan gangguan emosional yang tak terkontrol.
Gejala Awal Gangguan Mental pada Remaja
Penting bagi orang tua dan lingkungan sekitar untuk waspada terhadap gejala awal gangguan mental pada remaja. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan antara lain:
- Perubahan perilaku yang signifikan, seperti menarik diri dari teman dan keluarga.
- Perubahan pola tidur dan makan.
- Kurang merawat diri.
- Menunjukkan tingkat energi yang rendah atau kelelahan berlebihan.
- Mudah tersinggung atau marah.
- Kehilangan minat dalam aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
- Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Pencegahan dan Penanganan Gangguan Mental Remaja
Pencegahan dan penanganan gangguan mental remaja membutuhkan pendekatan holistik. Dukungan keluarga sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan suportif. Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas juga krusial. Penting juga untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan cara mengidentifikasi serta mengatasi masalah kesehatan mental.
Perlu adanya program pemerintah yang terintegrasi untuk mengatasi permasalahan ekonomi keluarga dan memberikan bantuan sosial bagi keluarga kurang mampu. Hal ini dapat membantu mengurangi stres ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, sehingga dapat menurunkan risiko munculnya gangguan mental pada remaja.
Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala gangguan mental. Carilah informasi dari sumber terpercaya dan jauhi informasi yang menyesatkan di media sosial.