:strip_exif():quality(75)/medias/251/a918d7d3db7cb9363f5836cf1cde7211.jpeg)
Kamu mungkin tahu bahwa diabetes ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Tapi tahukah kamu bahwa orang yang tidak memiliki diabetes pun bisa mengalami hiperglikemia? Hiperglikemia merupakan kondisi ketika kadar gula darah dalam tubuh lebih tinggi dari normal, bahkan tanpa diagnosis diabetes. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari pola makan yang tidak sehat hingga kondisi medis tertentu.
Apa Itu Hiperglikemia?
Kadar gula darah normal biasanya berkisar antara 70-100 miligram per desiliter (mg/dL). Ketika kadar gula darah meningkat di atas 126 mg/dL, ini mengindikasikan hiperglikemia. Meskipun tidak selalu berbahaya, hiperglikemia dapat menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius, seperti prediabetes atau diabetes tipe 2.
Penyebab Hiperglikemia Tanpa Diabetes
Beberapa faktor dapat menyebabkan gula darah tinggi pada orang yang tidak menderita diabetes. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:
1. Genetika dan Riwayat Keluarga
Jika ada riwayat diabetes dalam keluarga, kamu memiliki risiko lebih besar mengalami gula darah tinggi. Hal ini dikarenakan genetika dapat mempengaruhi sensitivitas insulin. Meskipun kamu telah menerapkan gaya hidup sehat, gangguan sensitivitas insulin tetap dapat terjadi.
2. Pola Makan yang Buruk
Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dengan cepat. Konsumsi berlebihan gula dan karbohidrat olahan dalam jangka panjang dapat memicu resistensi insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
3. Kurang Aktivitas Fisik
Otot yang tidak aktif tidak akan menggunakan glukosa sebagai energi. Hal ini menyebabkan gula darah menumpuk dalam darah. Olahraga teratur membantu menurunkan gula darah karena otot menjadi aktif menggunakan glukosa sebagai sumber energi.
4. Sindrom Cushing
Sindrom Cushing merupakan kondisi yang disebabkan oleh produksi berlebihan hormon kortisol. Kortisol dapat mengganggu kemampuan insulin untuk mengatur gula darah, sehingga meningkatkan risiko hiperglikemia.
5. Penyakit Pankreas
Pankreas menghasilkan insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Penyakit pankreas, seperti pankreatitis, kanker pankreas, dan fibrosis kistik, dapat merusak sel pankreas dan mengganggu produksi insulin.
6. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon, termasuk peningkatan testosteron dan insulin. Produksi insulin berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
7. Trauma Fisik
Cedera atau luka bakar dapat meningkatkan kadar gula darah dengan mengubah metabolisme glukosa.
8. Stres Pascaoperasi
Stres pascaoperasi dapat meningkatkan produksi glukosa di hati dan menghambat kemampuan insulin untuk menurunkan gula darah.
9. Infeksi
Infeksi, seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih, dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol. Kortisol dapat menghalangi kemampuan insulin untuk menurunkan gula darah, sehingga menyebabkan hiperglikemia.
10. Obat-obatan
Beberapa obat, seperti tacrolimus, cyclosporine, dan kortikosteroid, dapat meningkatkan kadar gula darah. Obat-obatan ini mengganggu kemampuan insulin untuk mengatur kadar gula darah.
11. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat mengganggu keseimbangan glukosa dan insulin dalam tubuh. Sel lemak berlebih dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi dan merespon insulin dengan baik.
12. Penyakit Gusi
Peradangan dalam tubuh akibat penyakit gusi dapat meningkatkan kadar gula darah.
13. Kurang Tidur
Kurang tidur dapat mengganggu sensitivitas insulin dan mempersulit tubuh untuk mengelola gula darah secara efektif.
14. Melewatkan Sarapan
Melewatkan sarapan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang lebih besar setelah makan siang dan makan malam.
15. Dehidrasi
Kekurangan air dalam tubuh membuat glukosa lebih terkonsentrasi, sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi.
16. Minum Alkohol
Minum alkohol berlebihan dapat mengganggu kemampuan hati untuk mengatur glukosa dan mengganggu respons insulin.
17. Terpapar Sinar Matahari
Terpapar sinar matahari berlebihan dapat menyebabkan stres pada tubuh, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah.
Gejala Hiperglikemia
Hiperglikemia mungkin tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, beberapa orang mungkin mengalami gejala seperti:
- Haus berlebihan
- Sering buang air kecil
- Lemah dan lelah
- Penglihatan kabur
- Luka yang sulit sembuh
- Mudah infeksi
- Rasa lapar yang berlebihan
- Kulit kering dan gatal
Mencegah dan Mengatasi Hiperglikemia
Jika kamu mengalami beberapa faktor risiko hiperglikemia, penting untuk memeriksa kadar gula darah secara rutin. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu mencegah dan mengatasi hiperglikemia:
- Atur Pola Makan: Konsumsi makanan sehat dengan banyak serat dan protein, dan batasi asupan gula dan karbohidrat olahan.
- Aktif Bergerak: Lakukan olahraga secara teratur, minimal 30 menit setiap hari.
- Jaga Berat Badan: Jika kamu memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan berat badan secara bertahap dan sehat.
- Cukupi Asupan Air: Minum cukup air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
- Kelola Stres: Praktikkan teknik manajemen stres, seperti yoga, meditasi, atau olahraga.
- Istirahat Cukup: Usahakan untuk tidur 7-8 jam per malam.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami gejala hiperglikemia atau memiliki faktor risiko tinggi, konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Dokter akan melakukan pemeriksaan kadar gula darah dan menentukan langkah yang tepat berdasarkan kondisi Anda.
Ingat, menjaga kesehatan tubuh sangat penting. Jika kamu memiliki kekhawatiran tentang kadar gula darah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.