:strip_exif():quality(75)/medias/737/e4a183dfe96dae05438e0d5aaff791c2.jpeg)
Masa pubertas adalah periode penting dalam kehidupan anak, di mana mereka mengalami berbagai perubahan fisik dan emosional. Salah satu perubahan yang signifikan adalah munculnya ketertarikan terhadap lawan jenis. Ketika anak mulai merasakan hal ini, banyak orangtua merasa khawatir dan ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan anak mereka. Namun, tindakan memeriksa ponsel anak, termasuk pesan dan media sosial mereka, bisa menjadi tanda overprotektif yang perlu diwaspadai.
Kapan Memeriksa Ponsel Anak Menjadi Overprotektif?
Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, Rosdiana Setyaningrum, menjelaskan bahwa niat orang tua saat melihat isi ponsel anak menjadi penentu utama. Apakah Anda merasa cemas berlebihan? Apakah Anda merasa anak Anda tidak boleh mengalami masalah? Jika jawabannya ya, maka Anda mungkin bersikap overprotektif.
Meskipun terkadang orangtua enggan mengakuinya, tindakan melihat ponsel anak saat mereka sedang naksir biasanya didasari oleh rasa ingin tahu dan keinginan untuk memahami perasaan anak. Namun, penting untuk memahami bahwa memeriksa ponsel anak tanpa izin dan tanpa rasa saling percaya dapat merusak hubungan dan mengurangi kepercayaan anak terhadap orang tua.
Cara yang Tepat Menghadapi Pubertas Anak
Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terkait sikap orangtua dalam menghadapi pubertas anak:
1. Berbincang dengan Anak
Komunikasi terbuka dan jujur adalah kunci untuk memahami dunia anak. Anda dapat memeriksa ponsel anak untuk berdiskusi dan memahami dunia mereka, tanpa niat mencampuri urusan pribadi. Tanyakan tentang apa yang mereka alami, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang sedang mereka pikirkan.
2. Menghindari Overproteksi
Melarang anak berhubungan dengan lawan jenis atau selalu khawatir berlebihan tentang interaksi mereka justru akan membuat mereka merasa terkekang dan tidak dipercaya. Berikan ruang kepada anak untuk belajar, bereksplorasi, dan membangun hubungan dengan teman-teman mereka, baik lawan jenis maupun sejenis.
3. Rasa Lindungan yang Wajar
Sebagai orangtua, wajar untuk merasa ingin melindungi anak. Namun, pastikan rasa ingin melindungi ini tidak berlebihan sehingga menghalangi anak untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Tetapkan batasan yang jelas dan komunikasikan dengan anak tentang apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.
4. Membangun Kepercayaan
Kepercayaan adalah pondasi utama dalam hubungan orang tua dan anak. Ketika anak merasa aman dan dipercaya, mereka akan lebih terbuka untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka. Hindari sikap curiga atau menginterogasi, dan ciptakan lingkungan yang mendukung agar anak merasa nyaman untuk mengungkapkan apa pun yang sedang mereka alami.
Tips Membangun Komunikasi dan Kepercayaan
Berikut beberapa tips untuk membangun komunikasi dan kepercayaan dengan anak saat mereka memasuki masa pubertas:
Bersikaplah terbuka dan mendengarkan: Biarkan anak merasa nyaman untuk berbagi perasaan dan pengalaman mereka tanpa rasa takut dihakimi. Tunjukkan empati dan pengertian terhadap perasaan mereka.
Tetapkan aturan dan batasan yang jelas: Jelaskan dengan detail apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan, termasuk penggunaan ponsel dan media sosial. Berikan alasan dan jelaskan tujuan dari batasan yang Anda tetapkan.
Berikan contoh yang baik: Anak-anak belajar dari contoh yang diberikan orang tua. Tunjukkan perilaku yang baik dalam menggunakan ponsel dan media sosial, serta berkomunikasi dengan orang lain.
Dorong anak untuk terlibat dalam kegiatan positif: Libatkan anak dalam kegiatan yang mereka minati, seperti olahraga, musik, atau seni. Ini akan membantu mereka mengembangkan minat dan bakat, serta membangun hubungan yang positif dengan teman sebaya.
Tetaplah berkomunikasi dan bersikaplah terbuka: Jaga komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak. Biarkan mereka tahu bahwa Anda selalu ada untuk mereka, dan mereka dapat membicarakan apa pun yang sedang mereka alami.
Kesimpulan
Masa pubertas adalah fase penting dalam perkembangan anak. Peran orangtua adalah untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat, tanpa menjadi overprotektif. Membangun komunikasi dan kepercayaan dengan anak adalah kunci untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat dan bahagia. Ingat, melindungi anak adalah hal yang wajar, tetapi menjadi tidak wajar jika dilakukan secara berlebihan. Dengan memahami batasan ini, orangtua dapat mendukung perkembangan anak dengan cara yang sehat dan positif.