:strip_exif():quality(75)/medias/6316/ff7410135af59e32f97bf779bc956855.jpg)
Anda mungkin berpikir bahwa tidur bersama pasangan adalah hal yang wajib dilakukan saat liburan. Namun, tahukah Anda bahwa semakin banyak pasangan yang memilih untuk tidur terpisah?
Tidur Terpisah Saat Liburan: Tren Baru yang Semakin Populer
Tren yang disebut "Sleep Divorce" ini semakin populer, dengan 37% orang memilih untuk tidur di ranjang terpisah saat liburan, menurut laporan Tren 2025 Hotel Hilton. Meskipun mungkin terdengar aneh, lebih dari dua pertiga responden mengakui bahwa mereka tidur lebih nyenyak saat sendirian.
"Alasan utama adalah meningkatnya kesadaran akan pentingnya tidur nyenyak saat bepergian," jelas Amanda Al-Masri, Wakil Presiden Global Bidang Kesehatan di Hilton. "Para pelancong mencari lingkungan yang memaksimalkan istirahat mereka."
Laporan Tren 2024 Hilton juga menemukan bahwa keinginan untuk beristirahat dan memulihkan tenaga menjadi alasan utama orang ingin bepergian.
Manfaat Tidur Terpisah Saat Liburan
Tidak hanya meningkatkan kualitas tidur, "Sleep Divorce" juga diyakini dapat memberikan manfaat bagi hubungan. Fatemeh Farahan, seorang terapis, berpendapat bahwa tidur terpisah justru dapat meningkatkan keintiman dan keharmonisan dalam hubungan. Ia menjelaskan bahwa "pasangan memiliki kepuasan yang lebih tinggi dalam hubungan mereka ketika mereka menghormati kebutuhan mereka terlebih dahulu."
Tidur Lebih Nyenyak
Tidur terpisah dapat menjadi solusi bagi berbagai masalah yang dapat mengganggu tidur, seperti:
- Jadwal tidur yang berbeda: Salah satu pasangan mungkin suka begadang, sementara yang lain mudah terbangun.
- Dengkuran: Dengkuran keras dapat mengganggu tidur pasangan.
- Gangguan tidur: Gangguan tidur seperti insomnia dapat membuat tidur bersama menjadi sulit.
- Preferensi suhu tidur: Suhu kamar yang ideal bisa berbeda bagi setiap orang.
Meningkatkan Keharmonisan Hubungan
Penelitian menunjukkan bahwa tidur terpisah yang meningkatkan kualitas istirahat juga dapat berdampak positif pada hubungan.
Sebuah studi dari Universitas Negeri Ohio menemukan bahwa pasangan yang mengalami masalah tidur cenderung lebih mudah marah dan berkonflik. Ketika otak kita kurang tidur, kita cenderung merasa lebih stres, depresi, dan cemas, yang dapat merusak hubungan kita.
Ketika kita cukup istirahat, suasana hati kita membaik dan kita dapat lebih baik menunjukkan perhatian kepada pasangan kita.
Tips Mencoba Tidur Terpisah Saat Liburan
Bagi Anda yang ingin mencoba "Sleep Divorce" saat liburan, berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan:
- Mulailah dengan ritual kecil: Sebelum tidur terpisah, cobalah untuk memulai dengan ritual kecil, seperti ciuman selamat tidur atau minum kopi bersama di pagi hari.
- Komunikasikan kebutuhan Anda: Bicarakan dengan pasangan Anda tentang kebutuhan tidur masing-masing dan bagaimana Anda dapat saling mendukung.
- Pilih hotel dengan kamar terpisah: Jika Anda berencana menginap di hotel, pastikan untuk memilih hotel yang memiliki kamar terpisah atau pilihan tempat tidur terpisah.
- Jangan merasa bersalah: Tidur terpisah adalah pilihan yang valid, dan tidak ada yang perlu dirisaukan.
Kesimpulan
Tidur terpisah saat liburan dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dan hubungan. Jika Anda dan pasangan Anda memiliki kebutuhan tidur yang berbeda, jangan ragu untuk mencoba tidur terpisah. Anda mungkin terkejut dengan hasilnya!
Ingat, tujuan utama liburan adalah untuk bersantai dan menikmati waktu bersama pasangan. Jadi, pilihlah pilihan yang paling nyaman dan menyenangkan untuk Anda berdua.