:strip_exif():quality(75)/medias/1320/3897d87a715190f5118306b0d43b3816.jpeg)
- Angka Sial dalam Penerbangan: Takhayul dan Tradisi Maskapai
- Nomor Kursi Pesawat yang Sering 'Hilang' dan Alasannya
- Nomor 13: Triskaidekaphobia dan Ketakutan Terhadap Angka 13
- Nomor 17: Ketakutan Terhadap Kematian dalam Budaya Romawi
- Nomor 14: Ketakutan Terhadap Kematian dalam Budaya Cina
- Mengapa Maskapai Penerbangan Menghormati Takhayul?
- Takhayul Lainnya dalam Penerbangan
- Kesimpulan
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa beberapa nomor kursi pesawat tidak ada? Ini bukan kesalahan, tetapi sebuah tradisi kuno yang masih dipegang teguh oleh banyak maskapai penerbangan di seluruh dunia. Fenomena ini sering disebut sebagai 'nomor kursi pesawat hilang'.
Angka Sial dalam Penerbangan: Takhayul dan Tradisi Maskapai
Beberapa budaya memiliki kepercayaan tentang angka-angka tertentu yang dianggap membawa sial. Maskapai penerbangan, mengingat pentingnya kenyamanan dan ketenangan penumpang, menghindari penggunaan nomor-nomor tersebut untuk kursi pesawat. Mereka melakukan ini untuk menghormati takhayul penumpang dan memastikan tidak ada yang merasa tidak nyaman selama penerbangan.
Nomor Kursi Pesawat yang Sering 'Hilang' dan Alasannya
Berikut beberapa contoh nomor kursi pesawat yang sering 'hilang' dan alasannya:
Nomor 13: Triskaidekaphobia dan Ketakutan Terhadap Angka 13
Di banyak budaya, angka 13 dianggap sial. Banyak maskapai penerbangan, seperti Ryanair, Air France, Singapore Airlines, Cathay Pacific, Qatar Airlines, Emirates, KLM, Iberia, dan Lufthansa, tidak memiliki baris ke-13 di beberapa pesawat mereka. Ini karena triskaidekaphobia, ketakutan terhadap angka 13.
Nomor 17: Ketakutan Terhadap Kematian dalam Budaya Romawi
Lufthansa bahkan tidak menggunakan angka 17 sama sekali. Ini karena angka Romawi untuk 17 (XVII) dapat diubah menjadi "VIXI" yang berarti "hidupku sudah berakhir" dalam bahasa Latin. Bagi sebagian orang, angka ini dikaitkan dengan kematian dan dianggap membawa nasib buruk.
Nomor 14: Ketakutan Terhadap Kematian dalam Budaya Cina
United Airlines Polaris juga tidak memiliki baris ke-14. Dalam bahasa Cina, angka 14 terdengar seperti "akan mati." Maskapai ini menghindari penggunaan angka 14 untuk menghormati kepercayaan budaya penumpang dari negara-negara berbahasa Mandarin.
Mengapa Maskapai Penerbangan Menghormati Takhayul?
Maskapai penerbangan memahami dan menghargai kepercayaan budaya ini, dan berusaha untuk menghormati takhayul penumpang mereka. Walaupun tidak semua orang mempercayai takhayul ini, maskapai penerbangan menganggapnya sebagai bentuk penghormatan dan memastikan tidak ada yang merasa tidak nyaman. Mereka ingin menciptakan pengalaman penerbangan yang menyenangkan dan tenang bagi semua penumpang, tanpa memandang kepercayaan mereka.
Takhayul Lainnya dalam Penerbangan
Selain nomor kursi pesawat, ada beberapa takhayul lain yang umum di dunia penerbangan, seperti:
Menghindari mengenakan pakaian berwarna hitam: Beberapa orang percaya bahwa pakaian hitam dianggap tidak beruntung dalam penerbangan.
Memberi burung koin: Tradisi ini berasal dari pelaut yang memberikan koin kepada burung laut untuk mendapatkan keberuntungan di laut. Beberapa penumpang masih memberikan koin kepada burung di bandara sebagai simbol keberuntungan.
Memberi hadiah kecil kepada kru kabin: Ini adalah cara untuk menghargai dan memberi penghargaan kepada kru kabin atas kerja keras mereka.
Menghindari penerbangan pada hari Jumat tanggal 13: Takhayul ini dipercaya oleh sebagian orang dan mempengaruhi keputusan mereka untuk bepergian.
Kesimpulan
Fenomena 'nomor kursi pesawat hilang' adalah bukti nyata bagaimana takhayul dan tradisi budaya masih mempengaruhi dunia modern, termasuk industri penerbangan. Maskapai penerbangan, dengan menghormati takhayul penumpang, menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan tenang. Meskipun tidak semua orang mempercayai takhayul ini, keberadaan tradisi ini menunjukkan betapa budaya dan kepercayaan mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.