Health

Neurorestorasi Stroke: Harapan Baru untuk Pemulihan

Stroke merupakan penyakit yang umum terjadi, baik di kalangan orang tua maupun muda. Di Indonesia, stroke bahkan menjadi penyebab kematian utama, menempati posisi kedua di dunia. Selain risiko kematian, stroke juga dapat menyebabkan kecacatan sementara atau permanen, tergantung seberapa lama aliran darah terganggu dan bagian otak mana yang terkena.

Kualitas hidup penderita stroke juga bisa menurun akibat efek jangka panjang dan komplikasi, seperti:

Neurorestorasi: Terapi Pemulihan Stroke

Namun, harapan untuk pulih dari stroke bisa ditingkatkan dengan perawatan komprehensif di layanan kesehatan. Salah satunya melalui program neurorestorasi, sebuah terapi pemulihan yang bertujuan mengembalikan fungsi otak semaksimal mungkin. Program ini dilakukan oleh tim dokter berpengalaman di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital.

"Neurorestorasi adalah cabang ilmu saraf yang berfokus pada perbaikan struktur dan fungsi saraf akibat kerusakan dari penyakit saraf, termasuk stroke. Fase pemulihan ini biasanya berlangsung 2 minggu hingga 6 bulan setelah stroke, dan merupakan fase penting untuk pemulihan fungsional," jelas dr. Deby Wahyuning Hadi, Sp.N, Subsp.NRE (K), Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurorestorasi di Mayapada Hospital Surabaya.

Manfaat Neurorestorasi untuk Penderita Stroke

Neurorestorasi tidak hanya bermanfaat untuk pasien stroke, tetapi juga pasien dengan:

"Neurorestorasi menawarkan harapan bagi pasien untuk mengurangi risiko kecacatan dan gejala sisa pasca penyakit pada otak dan saraf," tambah dr. Deby.

Metode Neurorestorasi: Meningkatkan Fungsi Otak

Neurorestorasi dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan otak dan sistem saraf, dengan berbagai tindakan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.

Metode Utama Neurorestorasi:

  1. Neuroplastisitas, Neuroregenerasi dan Neurorepair: Mengaktifkan kemampuan otak untuk memperbaiki dan mengganti jaringan yang rusak.
  2. Neurogenesis (Terapi Sel): Menggunakan sel punca untuk meregenerasi sel otak yang rusak.
  3. Neuromodulasi: Mengatur aktivitas sel-sel otak dan saraf dengan stimulasi elektromagnetik atau arus listrik. Contohnya adalah TMS (Transcranial Magnetic Stimulation) dan tDCS (transcranial Direct Current Stimulation).
  4. Neuro-Engineering: Menggabungkan teknologi dan ilmu saraf untuk membantu pemulihan.
  5. Neurorehabilitasi: Program latihan dan terapi untuk membantu pasien mendapatkan kembali fungsi yang hilang.

Keunggulan Metode Neuromodulasi

Metode neuromodulasi dengan TMS dan tDCS adalah non-invasif, aman, dan nyaman bagi pasien karena tidak memerlukan pembedahan atau pembiusan. Metode ini juga tidak menimbulkan nyeri. Namun, perlu diingat bahwa neuromodulasi merupakan terapi tambahan dan bukan pengganti obat utama.

Metode Neurorestorasi Lainnya

Selain neuromodulasi, ada metode lain seperti:

Pentingnya Layanan Terpadu Neurorestorasi

Pemilihan alat, metode, dan efektivitas neurorestorasi sangat bergantung pada kondisi klinis pasien dan derajat keluhannya. Untuk itu, penting untuk memilih layanan kesehatan berstandar internasional seperti Tahir Neuroscience Center di jaringan Mayapada Hospital.

Tahir Neuroscience Center memiliki tim dokter multidisiplin yang berpengalaman, fasilitas medis canggih, dan layanan lengkap untuk penanganan stroke dan berbagai gangguan saraf, mulai dari skrining, diagnosis, terapi, pembedahan, hingga terapi restoratif dan rehabilitatif.

Tahir Neuroscience Center juga menyediakan layanan Stroke Emergency 24 jam dengan standar internasional Door to Needle kurang dari 60 menit untuk pasien stroke sumbatan. Mereka juga melakukan penanganan stroke sumbatan secara minimal invasif dengan prosedur trombektomi di Cath Lab.

Selain itu, Tahir Neuroscience Center telah menangani berbagai kasus kompleks dengan tindakan canggih, seperti:

Neurorestorasi menawarkan harapan baru untuk pemulihan bagi penderita stroke. Dengan program komprehensif dan tim ahli di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital, kualitas hidup penderita stroke bisa kembali meningkat.