:strip_exif():quality(75)/medias/680/6ebb44113e7e88956985f80f43975ea2.jpeg)
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kondisi di mana jantung bayi mengalami kelainan pada struktur atau fungsinya. Kondisi ini terjadi karena kesalahan dalam perkembangan jantung selama masa kehamilan. Sayangnya, banyak kasus PJB baru terdeteksi setelah bayi lahir, karena gejala-gejala yang muncul baru terlihat setelah beberapa waktu.
Apa Itu Penyakit Jantung Bawaan (PJB)?
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah istilah medis untuk kelainan pada jantung yang terjadi saat bayi masih dalam kandungan. Kelainan ini dapat berupa lubang pada jantung, penyempitan pembuluh darah, atau bahkan posisi jantung yang tidak normal.
Faktor Risiko PJB
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko PJB pada bayi, antara lain:
- Riwayat keluarga PJB
- Diabetes pada ibu hamil
- Infeksi selama kehamilan, seperti rubella
- Penggunaan obat-obatan tertentu selama kehamilan
- Usia ibu hamil yang terlalu muda atau tua
- Merokok, konsumsi alkohol, dan narkoba selama kehamilan
Gejala PJB pada Bayi
Tidak semua bayi dengan PJB menunjukkan gejala yang jelas. Beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:
- Sesak napas
- Kulit kebiruan
- Berat badan tidak naik
- Lemah dan mudah lelah
- Detak jantung cepat
- Bernapas cepat
Jika Anda melihat gejala-gejala ini pada bayi Anda, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Deteksi Dini PJB
Deteksi dini PJB sangat penting untuk meningkatkan peluang bayi hidup sehat dan normal. Pemeriksaan USG selama kehamilan dapat membantu mendeteksi PJB pada janin.
Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan Rutin
Ibu hamil disarankan untuk menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pemeriksaan ini tidak hanya untuk mendeteksi PJB, tetapi juga untuk memantau perkembangan organ lain pada janin dan kesehatan ibu hamil.
Peran Dokter Spesialis Jantung Anak
Jika terdapat kecurigaan PJB, dokter kandungan akan bekerja sama dengan dokter spesialis jantung anak untuk membahas kondisi jantung janin dan merencanakan persalinan. Dokter spesialis jantung anak dapat memberikan informasi dan saran yang lebih spesifik tentang PJB, serta memantau perkembangan jantung janin secara berkala.
Cara Mencegah PJB
Meskipun tidak semua kasus PJB dapat dicegah, beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengurangi risiko PJB pada bayi:
- Jalani pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pemeriksaan ini membantu memantau kesehatan ibu dan janin, termasuk perkembangan jantung janin.
- Konsultasikan dengan dokter spesialis jantung anak. Mereka dapat memberikan informasi dan saran yang lebih spesifik tentang PJB, serta memantau perkembangan jantung janin secara berkala.
- Hindari faktor risiko. Beberapa faktor risiko PJB dapat dihindari, seperti merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan obat-obatan terlarang selama kehamilan.
- Perhatikan riwayat keluarga. Jika ada riwayat PJB dalam keluarga, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung anak untuk mendapatkan saran dan tindakan pencegahan yang tepat.
Penanganan PJB
Penanganan PJB tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kelainan. Beberapa metode pengobatan yang mungkin dilakukan meliputi:
- Operasi. Operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki kelainan jantung.
- Perawatan non-operasi. Perawatan non-operasi meliputi penggunaan obat-obatan dan prosedur intervensi minimal.
Kemajuan teknologi deteksi selama kehamilan telah meningkatkan kemampuan kita untuk mendiagnosis PJB lebih awal di Indonesia. Setelah terdeteksi, PJB dapat ditangani dengan berbagai metode, mulai dari operasi hingga perawatan non-operasi, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Kesimpulan
Deteksi dini PJB sangat penting untuk meningkatkan peluang bayi hidup sehat dan normal. Dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini, PJB dapat ditangani dengan lebih efektif, sehingga meningkatkan peluang bayi untuk hidup sehat dan normal.
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang PJB, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung anak.