Budaya Kerja Jepang: Tekanan Tinggi, Jam Kerja Panjang, dan Dampaknya pada Kesehatan

Selasa, 24 September 2024 06:54

Budaya kerja Jepang terkenal dengan jam kerja panjang dan tekanan tinggi. Artikel ini membahas dampaknya pada kesehatan karyawan, termasuk fenomena 'karoshi', dan solusi seperti Momuri untuk membantu pekerja resign.

Ilustrasi Budaya Kerja Jepang © copyright RDNE Stock project - Pexels

Jepang dikenal memiliki budaya kerja yang sangat intens, dengan karyawan yang sering menghadapi jam kerja panjang dan tekanan tinggi dari atasan. Budaya ini berdampak besar pada kesehatan karyawan, baik fisik maupun mental. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang budaya kerja Jepang, dampaknya, dan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini.

Jam Kerja Panjang dan Budaya 'Karoshi'

Budaya kerja Jepang dikenal dengan istilah 'karoshi', atau kematian akibat kelebihan beban kerja. Fenomena ini menunjukkan dampak serius dari jam kerja panjang dan tekanan tinggi pada kesehatan karyawan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, pada tahun 2022 terdapat 54 pekerja yang meninggal karena masalah otak dan jantung terkait pekerjaan. Meskipun angka ini menurun signifikan dari 160 kematian dua dekade lalu, klaim terkait tekanan mental di tempat kerja meningkat pesat, dari 341 menjadi 2.683 dalam periode yang sama.

Contoh tragis karoshi terjadi pada seorang reporter politik berusia 31 tahun dari NHK, yang meninggal pada tahun 2017 akibat gagal jantung setelah bekerja lembur hingga 159 jam dalam sebulan. Lima tahun kemudian, seorang dokter berusia 26 tahun di Kobe juga meninggal karena bunuh diri setelah lembur lebih dari 200 jam dalam sebulan. Ini menunjukkan bahwa budaya kerja Jepang yang intens dapat berakibat fatal bagi kesehatan karyawan.

Dampak Budaya Kerja pada Kesehatan Karyawan

Di Jepang, jam kerja standar biasanya dimulai dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, dan banyak yang baru bisa meninggalkan kantor sekitar pukul 11 malam. Tekanan kerja yang tinggi dan jam kerja panjang dapat berdampak negatif pada kesehatan karyawan, seperti:

Stres: Tekanan kerja yang konstan dapat menyebabkan stres kronis, yang berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.

Kelelahan: Jam kerja panjang menyebabkan kelelahan fisik dan mental, yang dapat mengganggu fokus, produktivitas, dan kualitas hidup.

Masalah Kesehatan Fisik: Stres dan kelelahan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan fisik, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan pencernaan.

Gangguan Tidur: Jam kerja panjang dan tekanan kerja dapat mengganggu pola tidur, yang dapat memperburuk stres dan kelelahan.

Menghadapi Tekanan dan Mengundurkan Diri

Seorang karyawan bernama samaran Watanabe mengungkapkan bahwa tekanan pekerjaan membuatnya mengalami masalah kesehatan, seperti getaran di kaki dan gangguan pencernaan. Ia ingin resign, namun proses pengunduran diri dianggap tidak sopan di Jepang, di mana banyak pekerja bertahan di satu perusahaan selama puluhan tahun. Dalam kasus ekstrem, ada atasan yang merobek surat pengunduran diri dan memaksa karyawan untuk tetap bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa budaya kerja di Jepang dapat menghambat karyawan untuk meninggalkan pekerjaan, bahkan ketika mereka mengalami tekanan dan masalah kesehatan.

Solusi: Perusahaan Konsultan untuk Resign

Untuk mengatasi masalah ini, muncul perusahaan konsultan yang membantu karyawan resign. Momuri, yang berarti "Saya tidak tahan lagi" dalam bahasa Jepang, adalah salah satu perusahaan konsultan tersebut. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2022 dan berlokasi di Minato, salah satu distrik bisnis tersibuk di Tokyo.

Dengan biaya 22.000 yen (sekitar Rp2,3 juta), Momuri menawarkan bantuan untuk mengajukan pengunduran diri, bernegosiasi dengan perusahaan, dan memberikan rekomendasi pengacara jika terjadi sengketa hukum. Tahun lalu, Momuri menerima hingga 11.000 pertanyaan dari klien. Keberadaan perusahaan konsultan seperti Momuri menunjukkan bahwa budaya kerja Jepang sedang mengalami perubahan, dengan semakin banyak karyawan yang mencari bantuan untuk mengatasi tekanan kerja dan resign dari pekerjaan yang tidak lagi sehat bagi mereka.

Kesimpulan

Budaya kerja Jepang yang intens dengan jam kerja panjang dan tekanan tinggi berdampak signifikan pada kesehatan karyawan. Fenomena karoshi dan meningkatnya klaim terkait tekanan mental di tempat kerja menunjukkan bahwa masalah ini perlu ditangani secara serius. Meskipun terdapat upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti perusahaan konsultan untuk resign, masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan seimbang di Jepang.

Artikel terkait

YouTube Batasi Rekomendasi Konten Kesehatan Remaja: Fokus pada Kesehatan Mental
Keseimbangan Hormon Wanita: Atasi Mood Swing & Jaga Kesehatan
Bahaya Vitamin D Berlebihan: Efek Samping & Dosis Aman
Rahasia Pola Makan Umur Panjang: Panduan Menu Sehat untuk Hidup Lebih Lama
Manfaat Menyusui Langsung: Pentingnya DBF untuk Bayi
Olahraga Pagi: Meningkatkan Suasana Hati, Metabolisme & Fokus
Kolesterol Tinggi pada Anak: Bahaya, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Membersihkan Koper Setelah Perjalanan: Panduan Lengkap & Tips!
Alergi Hewan Peliharaan: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
12 Cara Ampuh Menurunkan Gula Darah Secara Alami
Kanker Usia Muda Meningkat: Faktor Risiko & Pencegahan
5 Makanan Tinggi Purin yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat