:strip_exif():quality(75)/medias/3343/72ca82a691b7d7c78648a4279aa5b164.jpg)
Cerita kriminal, baik dalam bentuk film thriller, serial dokumenter, atau podcast, semakin populer di berbagai platform. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa kita begitu tertarik dengan cerita kejahatan? Dan apa dampaknya bagi kesehatan mental kita?
Daya Tarik Cerita Kriminal: Sensasi dan Rasa Aman
Film thriller yang menegangkan, serial dokumenter tentang pembunuh berantai, hingga podcast kejahatan nyata, semuanya menarik jutaan penonton dan pendengar. Serial dokumenter tentang Jeffrey Dahmer, misalnya, mencapai satu miliar jam penayangan dan menjadi salah satu yang paling populer di platform streaming.
Kepopuleran cerita kriminal ini mengindikasikan adanya daya tarik tersendiri yang sulit ditolak. Menurut John Shepherd Lim, kepala petugas kesejahteraan di Singapore Counselling Centre, menonton cerita kejahatan nyata dapat memberikan sensasi menegangkan dan berbahaya, namun dalam lingkungan yang aman dan terkendali.
Dampak Cerita Kriminal Bagi Kesehatan Mental: Kontroversi dan Penelitian
Apakah menonton cerita kriminal benar-benar berdampak negatif bagi kesehatan mental? Penelitian menunjukkan bahwa menonton film kekerasan atau kejahatan bisa membuat orang terobsesi dan terus menonton.
Alasan Psikologis di Balik Ketertarikan
Menurut penelitian, kecenderungan untuk tertarik dengan cerita kejahatan bisa muncul dari rasa takut yang belum terselesaikan, kewaspadaan yang berlebihan, atau bahkan keinginan bawah sadar untuk mengendalikan skenario yang tidak terduga dan menakutkan.
Lim menambahkan bahwa bagi sebagian orang, membenamkan diri dalam cerita-cerita kriminal bisa menjadi cara untuk memproses perasaan rentan atau tidak aman mereka sendiri.
Dampak Negatif: Kecenderungan Obsesif
Salah satu dampak negatif dari terlalu banyak mengonsumsi cerita kriminal adalah kecenderungan obsesif yang membuat orang terpaku dan terjebak dalam mekanisme pengulangan yang tidak sehat.
Penelitian: Hubungan dengan Perilaku Agresif
Penelitian dari jurnal "Hubungan Antara Perilaku Menonton Film Kekerasan Dengan Perilaku Agresi Remaja" oleh Nando dan Nurmala K. Pandjaitan menunjukkan bahwa menonton film kekerasan tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku agresi remaja. Namun, penelitian tersebut juga menyoroti bahwa remaja dengan intensitas tinggi menonton film beradegan kekerasan cenderung bersifat agresif, terutama remaja laki-laki.
Faktor yang paling berpengaruh dalam agresivitas remaja adalah lingkungan. Faktor lingkungan memiliki peran yang paling kuat dibandingkan dengan apa yang remaja atau orang lihat di televisi atau film.
Kesimpulan: Kecerdasan dan Keseimbangan
Meskipun menonton cerita kriminal tidak selalu berdampak negatif, penting untuk menyadari kecenderungan obsesif yang mungkin muncul. Kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan dan faktor psikologis. Mengonsumsi cerita kriminal dengan bijak, memahami batasan diri, dan menjaga keseimbangan adalah kunci untuk menikmati hiburan tanpa mengorbankan kesejahteraan mental.