:strip_exif():quality(75)/medias/1558/90b85514fdc64e0913325ee4cfc8aa96.jpeg)
Paraplegia adalah kondisi yang menyebabkan kelumpuhan pada tubuh bagian bawah, mulai dari panggul hingga kaki. Seseorang dengan paraplegia mungkin mengalami kesulitan atau tidak dapat menggerakkan kaki, paha, dan terkadang perut. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti mobilitas, fungsi kandung kemih, dan kesehatan mental.
Penyebab Paraplegia
Penyebab utama paraplegia adalah cedera sumsum tulang belakang. Cedera ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti:
- Kecelakaan Kendaraan: Tabrakan mobil, sepeda motor, atau kecelakaan lainnya dapat menyebabkan cedera sumsum tulang belakang yang serius.
- Luka Tembak atau Tusuk: Kekerasan atau serangan yang melibatkan senjata tajam dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang.
- Terjatuh: Terjatuh dari ketinggian, terutama pada orang dengan osteoporosis atau osteopenia, dapat menyebabkan patah tulang belakang dan cedera sumsum tulang belakang.
Selain cedera, beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan paraplegia, termasuk:
- Tumor Tulang Belakang: Tumor atau kanker yang tumbuh di sekitar sumsum tulang belakang dapat menekan dan merusak saraf.
- Kista atau Rongga berisi Cairan: Kista atau rongga berisi cairan di sumsum tulang belakang (siringomielia) dapat menekan saraf dan menyebabkan kelumpuhan.
- Infeksi Sumsum Tulang Belakang: Infeksi seperti meningitis dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sumsum tulang belakang.
- Gangguan Aliran Darah: Pembuluh darah yang tersumbat atau pecah dapat menghentikan aliran darah ke sumsum tulang belakang, menyebabkan kerusakan saraf.
- Kerusakan Saraf Terkait Diabetes: Diabetes dapat merusak saraf, termasuk saraf di sumsum tulang belakang.
- Kondisi Bawaan saat Lahir: Mielomeningokel atau spina bifida adalah kondisi bawaan yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
- Cedera Saat Kelahiran atau Masa Kanak-kanak Awal: Cedera seperti cerebral palsy dapat menyebabkan paraplegia.
- Kondisi Autoimun atau Inflamasi: Kondisi seperti multiple sclerosis dapat merusak saraf di sumsum tulang belakang.
- Kondisi Genetik: Paraplegia spastik herediter adalah kondisi genetik yang menyebabkan kelumpuhan.
Jenis-jenis Paraplegia
Paraplegia dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya:
- Paraplegia Total: Kehilangan fungsi total pada tubuh bagian bawah, termasuk kemampuan merasakan sensasi dan bergerak.
- Paraplegia Sebagian: Kehilangan sebagian fungsi, tubuh bagian bawah masih dapat merasakan atau digerakkan, tetapi biasanya tidak sekuat sebelum cedera.
Gejala Paraplegia
Gejala paraplegia dapat muncul secara tiba-tiba (akut) atau bertahap (kronis). Berikut adalah beberapa gejala umum:
- Hilangnya Sensasi: Kehilangan kemampuan merasakan sentuhan, suhu, atau rasa sakit pada tubuh bagian bawah.
- Kesulitan Bergerak: Kesulitan menggerakkan kaki, paha, dan perut.
- Penambahan Berat Badan: Perubahan pola makan dan tingkat aktivitas fisik dapat menyebabkan penambahan berat badan.
- Depresi: Kondisi ini dapat menyebabkan stres dan depresi.
- Rasa Sakit atau Sensasi Tidak Nyaman: Nyeri atau sensasi tidak nyaman di tubuh bagian bawah.
- Nyeri Kronis: Nyeri yang menetap dan terus-menerus di tubuh bagian bawah.
- Disfungsi Seksual: Kesulitan dengan fungsi seksual.
- Kesulitan dengan Fungsi Kandung Kemih dan Usus: Kehilangan kontrol kandung kemih dan usus.
- Luka di Kulit: Kesulitan mengubah posisi dapat menyebabkan luka di kulit karena tekanan.
- Buang Air Besar dan Buang Air Kecil yang Tidak Terkontrol: Kehilangan kontrol atas buang air besar dan buang air kecil.
Jenis Paraplegia Berdasarkan Efek dan Gejala
Berdasarkan efek dan gejalanya, paraplegia dapat dibagi menjadi:
- Paraplegia Spastik: Otot-otot tubuh pada bagian yang mengalami kelumpuhan berada dalam kondisi kaku dan tegang. Otot ini sulit digerakkan dan mungkin mengalami spasme.
- Paraplegia Flaksid: Otot-otot tubuh pada bagian yang mengalami kelumpuhan lemas dan tidak bekerja sama sekali. Otot ini lemah dan tidak dapat digerakkan.
Pentingnya Penanganan Medis Segera
Jika Anda mengalami gejala paraplegia, terutama jika gejala muncul tiba-tiba, setelah kecelakaan, atau jika mengalami kesulitan bernapas, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan medis yang tepat dan segera sangat penting untuk membantu mencegah komplikasi dan memaksimalkan kualitas hidup.
Catatan: Informasi ini hanya untuk tujuan edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.