:strip_exif():quality(75)/medias/17450/4d0bc19725dfb1d2713778f3195f53a9.jpg)
Memulai MPASI (Makanan Pendamping ASI) untuk bayi usia 6 bulan adalah momen penting. Banyak orang tua bertanya-tanya, bolehkah menambahkan gula dan garam pada MPASI? Jawabannya adalah sebaiknya dibatasi bahkan dihindari semaksimal mungkin. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap mengenai penggunaan gula dan garam dalam MPASI bayi.
Mengapa Gula dan Garam Sebaiknya Dibatasi di MPASI?
Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak (Kemenkes, 2020) serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 menganjurkan pembatasan bahkan pengurangan gula dan garam dalam MPASI. Ginjal bayi masih dalam tahap perkembangan dan belum mampu memproses garam dalam jumlah besar. Kelebihan natrium dapat berdampak buruk pada kesehatan ginjalnya. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan asin sejak dini dapat berlanjut hingga dewasa, meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes.
Bahaya Gula Berlebih dalam MPASI
- Meningkatkan risiko obesitas.
- Meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
- Menyebabkan kerusakan gigi.
- Mengganggu penyerapan nutrisi penting.
Bahaya Garam Berlebih dalam MPASI
- Kerusakan ginjal.
- Hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Peningkatan risiko penyakit jantung.
- Retensi cairan.
Berapa Banyak Gula dan Garam yang Diperbolehkan?
Gula tambahan sebaiknya kurang dari 5% total kalori untuk anak di bawah 2 tahun. Pilihlah sumber gula alami dari buah-buahan segar, bukan jus buah kemasan atau makanan manis lainnya. Banyak makanan alami sudah mengandung gula alami, sehingga tambahan gula sebenarnya tidak diperlukan.
Untuk garam, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 menetapkan kebutuhan natrium harian anak 6-12 bulan adalah 370 mg, dan 800 mg untuk anak 1-3 tahun (kurang dari 1 gram garam per hari). Kebutuhan ini umumnya sudah terpenuhi dari makanan alami.
Alternatif Pengganti Gula dan Garam di MPASI
Untuk memberikan rasa yang lebih menarik pada MPASI tanpa menambahkan gula dan garam, gunakan rempah-rempah alami seperti bawang putih, jahe, kunyit, ketumbar, dan daun salam. Anda juga dapat memanfaatkan rasa alami dari buah dan sayur.
Kandungan Natrium dalam Beberapa Makanan
Berikut beberapa contoh kandungan natrium dalam 100 gram makanan (perlu diingat bahwa kandungan ini dapat bervariasi tergantung pada metode pengolahan dan sumber):
- Ikan teri segar: 554 mg
- Hati ayam segar: 1.068 mg
- Kacang hijau rebus: 447 mg
- Daging ayam segar: 109 mg
- Udang segar: 178 mg
- Ikan bawal: 129 mg
- Telur ayam kampung: 190 mg
- Telur ayam ras: 142 mg
Catatan: Data ini bersifat informatif dan dapat bervariasi.
MPASI Setelah Bayi Berusia 1 Tahun
Setelah bayi berusia 1 tahun, ia dapat mulai ikut makan makanan keluarga. Namun, penting untuk memisahkan porsinya sebelum ditambahkan gula, garam, atau penyedap rasa. Pastikan makanan keluarga juga rendah gula dan garam, sesuai dengan prinsip gizi seimbang. UNICEF dan WHO juga merekomendasikan untuk menghindari penambahan gula dan garam pada makanan dan minuman bayi.
Kesimpulan
Pemberian MPASI merupakan tahap penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dengan membatasi atau menghindari gula dan garam tambahan, Anda dapat membantu bayi terhindar dari risiko penyakit kronis di masa depan dan mendukung tumbuh kembangnya secara optimal. Prioritaskan makanan alami, bergizi seimbang, dan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk panduan yang lebih personal.