Kebocoran Data: Indonesia Termasuk, Amerika Serikat di Puncak

Rabu, 2 April 2025 20:39

Indonesia mengalami peningkatan kasus kebocoran data, dengan 6 juta data NPWP yang dijual di dark web. Artikel ini membahas tren global kebocoran data, mengungkap negara-negara dengan data bocor terbanyak, termasuk Amerika Serikat, dan memberikan tips menjaga keamanan data.

Ilustrasi kebocoran data © copyright Tima Miroshnichenko - Pexels

Kasus kebocoran data di Indonesia semakin marak. Terbaru, 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dilaporkan diretas dan dijual di dark web dengan harga Rp 150 juta. Kejadian ini semakin menguatkan pentingnya kesadaran dan tindakan proaktif untuk melindungi data pribadi di era digital.

Indonesia Bukan Satu-satunya: Masalah kebocoran data bukan hanya dialami Indonesia. Banyak negara, termasuk negara maju, juga mengalami peretasan data. Laporan perusahaan keamanan siber, Surfshark, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2004, 60,9 miliar data telah terekspos. Dari jumlah tersebut, 17,2 miliar merupakan alamat email. Rata-rata, setiap email bocor bersama 2,5 data tambahan.

Negara dengan Kebocoran Data Terbanyak

Berikut adalah daftar 7 negara dengan jumlah kebocoran data terbanyak per 15 April 2024, berdasarkan laporan Surfshark:

1. Amerika Serikat

Rata-rata setiap warga Amerika telah kehilangan 37 titik data akibat pelanggaran siber sejak 2004. Data yang sering bocor mencakup format kompresi Zip, nama depan, nama belakang, dan kata sandi, dengan total mencapai lebih dari 12,5 miliar titik data.

2. Rusia

Lebih dari 4,3 miliar data Rusia bocor, termasuk nama depan, nomor telepon, nama belakang, dan kata sandi. Salah satu insiden besar di Rusia adalah penjualan data pribadi 60 juta pemegang kartu kredit Sberbank di pasar gelap online pada 2019.

3. Cina

Sekitar 2 miliar data bocor di Cina, terutama nama, alamat IP, nama pengguna, kata sandi enkripsi, dan kata sandi. Salah satu insiden signifikan adalah kebocoran data 364 juta pengguna WeChat dan QQ pada Maret 2019.

4. Prancis

Data yang sering terekspos di Prancis meliputi tanggal lahir, kata sandi enkripsi, nama pengguna, dan kata sandi, dengan total kebocoran lebih dari 1,4 miliar data. Serangan ransomware terhadap perusahaan asuransi AXA pada Mei 2021 adalah salah satu kasus terbesar.

5. Brasil

Brasil mencatat lebih dari 1,2 miliar data yang bocor. Salah satu insiden terbesar terjadi pada 2020, dengan terbukanya 243 juta data pribadi yang mencakup nama lengkap, alamat, dan nomor telepon.

6. India

Di India, sekitar 1,2 miliar data terekspos, termasuk nama depan, nomor telepon, dan kata sandi. Beberapa perusahaan besar yang menjadi sasaran peretasan adalah Aadhaar, BigBasket, Air India, Dominos, dan State Bank of India.

7. Inggris:

Lebih dari 1,06 miliar data bocor di Inggris, termasuk nama, nama pengguna, dan kata sandi. Salah satu kasus terbesar adalah kebocoran data di Dixons Carphone yang kehilangan 14 juta catatan pribadi dan 5,6 juta informasi kartu pembayaran pada Juli 2017.

Dampak Kebocoran Data

Kebocoran data dapat berdampak serius bagi individu maupun organisasi. Beberapa dampak yang mungkin terjadi:

Pencurian identitas: Penjahat siber dapat menggunakan data pribadi yang bocor untuk mencuri identitas, seperti membuka rekening bank atau kartu kredit baru atas nama korban.

Penipuan finansial: Data keuangan yang bocor, seperti nomor kartu kredit atau informasi bank, dapat digunakan untuk melakukan penipuan finansial.

Kerugian finansial: Perusahaan yang mengalami kebocoran data dapat mengalami kerugian finansial akibat biaya hukum, pemulihan data, dan hilangnya kepercayaan pelanggan.

Kerusakan reputasi: Kebocoran data dapat merusak reputasi perusahaan, sehingga sulit untuk menarik pelanggan dan investor baru.

Tips Mencegah Kebocoran Data

Berikut beberapa tips untuk mencegah kebocoran data:

Gunakan kata sandi yang kuat dan unik: Kata sandi yang kuat terdiri dari kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan simbol. Gunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap akun online.

Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA): 2FA menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan meminta kode verifikasi yang dikirimkan ke perangkat Anda selain kata sandi.

Waspadai phishing: Jangan pernah membuka email atau tautan dari pengirim yang tidak dikenal. Phishing adalah taktik yang digunakan oleh penjahat siber untuk mendapatkan akses ke akun Anda.

Perbarui perangkat lunak Anda: Perbarui perangkat lunak Anda secara teratur untuk memperbaiki kerentanan keamanan.

Berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi: Jangan pernah membagikan informasi pribadi, seperti nomor kartu kredit atau tanggal lahir, melalui email atau di media sosial.

Gunakan VPN: VPN mengenkripsi lalu lintas internet Anda, sehingga data Anda aman dari mata-mata.

Kesimpulan

Kebocoran data merupakan ancaman nyata yang mengancam privasi dan keamanan data. Dengan meningkatnya jumlah kasus kebocoran data di seluruh dunia, penting untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan proaktif untuk melindungi data pribadi. Selalu waspada dan ikuti tips keamanan untuk menjaga data Anda tetap aman.

Artikel terkait

Keamanan SMS iPhone Android: Waspada Serangan Siber!
Pialang Data: Apa Saja Data Pribadi yang Dikumpulkan?
Penipuan Wangiri: Waspada Nomor Asing Misterius & Cara Mengatasinya
Google Mendengarkan Percakapanmu? Begini Cara Menghentikannya!
Keamanan Siber: Hindari Kata Sandi Lemah & Lindungi Akun Anda
Bahaya Meminjam Kabel Charger: Risiko Malware dan Cara Aman
Captcha Palsu Hacker: Lindungi Data Anda!
Waspada! Penipuan iPhone 16: Modus, Tips, dan Cara Menghindarinya
Ransomware Bashe Serang BRI: Data Nasabah Aman?
Keamanan Siber: 5 Tips Aman Berselancar Online
LinkedIn Akui Gunakan Data Anda untuk AI! Begini Cara Menonaktifkannya
Waspada! 5 Ciri Tautan Penipuan Online yang Harus Anda Ketahui