Generasi Z Suka Game PvP, Gamer Senior Pilih Singleplayer: Tren Game Berdasarkan Usia

Sabtu, 29 Maret 2025 13:24

Temukan tren menarik dalam preferensi game berdasarkan generasi! Generasi Z lebih suka game PvP kompetitif, sementara gamer senior lebih menikmati cerita dalam game singleplayer. Simak analisis lengkapnya di sini!

illustration game PvP, game singleplayer, preferensi game, generasi Z, gamer senior © copyright Yan Krukau - Pexels

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, dunia game terus berevolusi, melahirkan berbagai genre dan pengalaman baru. Salah satu tren yang menarik untuk diperhatikan adalah perbedaan preferensi game berdasarkan generasi. Penelitian terbaru dari MiDiA Research mengungkap fakta menarik tentang hal ini, menunjukkan preferensi yang berbeda antara gamer muda dan gamer senior.

Generasi Z: Penggemar Game PvP Kompetitif

Generasi Z (usia 16-24 tahun) dikenal sebagai generasi yang akrab dengan teknologi digital dan game online. Tidak mengherankan jika mereka lebih menyukai game PvP (Player vs Player) dibandingkan dengan game singleplayer. Survei yang melibatkan 9.000 gamer dari berbagai negara mengungkapkan bahwa 68% dari Gen Z lebih memilih game online atau couch co-op, sementara hanya 30% yang tertarik dengan game singleplayer.

Alasannya cukup jelas: game PvP seperti Fortnite, Valorant, Call of Duty, dan Counter-Strike 2 menawarkan pengalaman kompetitif dan sosial yang menarik bagi mereka. Mereka dapat bersaing dengan teman, menunjukkan keterampilan mereka, dan membangun komunitas online.

Gamer Senior: Penikmat Cerita dan Pengalaman Mendalam

Di sisi lain, gamer senior (usia 55 tahun ke atas) memiliki preferensi yang berbeda. Sebanyak 74% dari mereka lebih senang bermain game singleplayer, dengan hanya 22% yang menyukai game PvP. Hal ini menunjukkan bahwa gamer senior lebih menikmati cerita, karakter, dan pengalaman mendalam yang ditawarkan game singleplayer.

Mereka mungkin lebih menghargai alur cerita yang kompleks, pengembangan karakter, dan eksplorasi dunia game secara individual. Game singleplayer juga menawarkan kesempatan untuk rileks dan bersantai, tanpa tekanan persaingan yang ada di game PvP.

Tren yang Sama di Usia 25-54 Tahun

Tren yang sama juga terlihat pada gamer berusia 25-54 tahun. Gamer berusia 25-34 tahun lebih memilih game singleplayer (41%) dibandingkan dengan game multiplayer (40%). Persentase ini meningkat pada rentang usia 35-44 tahun (49% vs 35%) dan 45-54 tahun (65% vs 30%). Meskipun game couch co-op mungkin populer di masa kecil mereka, minat terhadapnya menurun seiring bertambahnya usia.

Kesimpulan: Preferensi Game Berubah Seiring Usia

Secara keseluruhan, 53% dari responden survei lebih memilih game singleplayer, sementara game PvP hanya populer di kalangan Gen Z. MiDiA Research menjelaskan bahwa pasar game PvP sedang mengalami kejenuhan, yang membuka peluang bagi game singleplayer.

Perbedaan preferensi game berdasarkan generasi ini menunjukkan bahwa dunia game terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan demografis. Gamer dari berbagai usia memiliki preferensi yang berbeda, sehingga penting bagi pengembang game untuk memahami target audiens mereka dan mengembangkan game yang sesuai.

Saran untuk Pengembang Game: Menyesuaikan Strategi Rilis

Agar game singleplayer tetap diminati, MiDiA Research menyarankan pengembang game untuk memilih tanggal rilis yang tepat. Mereka bisa merilis game saat tidak ada game online baru yang diluncurkan. Ini akan memberikan kesempatan bagi game singleplayer untuk bersinar, terutama saat para gamer mulai jenuh dengan game PvP dan mencari pengalaman yang berbeda.

Selain itu, pengembang game juga dapat fokus pada pengembangan game singleplayer dengan cerita yang menarik, karakter yang relatable, dan gameplay yang mendalam. Dengan memahami preferensi gamer dari berbagai generasi, pengembang game dapat menciptakan game yang sukses dan memikat hati para gamer di seluruh dunia.

Penting untuk diingat bahwa tren ini hanya menunjukkan kecenderungan umum dan tidak berlaku untuk semua gamer. Setiap individu memiliki preferensi yang berbeda, dan tidak ada yang salah atau benar.

Namun, memahami tren preferensi game berdasarkan generasi dapat membantu pengembang game dalam membuat keputusan strategis, termasuk target audiens, genre game, dan tanggal rilis.

Artikel terkait

Generasi Z di Tempat Kerja: Pentingnya Komunikasi yang Baik
Mindfulness Generasi Z: Atasi Stres & Tingkatkan Fokus
Gangguan Mental Gen Z di Tempat Kerja: Tantangan & Solusi
Generasi Z di Tempat Kerja: 8 Karakteristik yang Perlu Anda Ketahui
Rekrut Generasi Z: Tips & Strategi Dedikasi Tinggi
Doom Spending: Generasi Z & Milenial Berisiko Miskin? Atasi Sekarang!
Kesehatan Mental Generasi Z di Tempat Kerja: Tantangan & Solusi
Bersihkan Memori HP: 5 Cara Ampuh Atasi Penyimpanan Penuh!
MacOS Sequoia: Update Resmi dengan Fitur Baru & Keamanan Lebih Baik
OpenAI Buka Kantor di Singapura, Perluas Jangkauan AI di Asia Pasifik
Cara Cek Aktivitas Login Instagram: Jaga Keamanan Akun Anda!
Cara Menyimpan Arsip Story Instagram: Panduan Lengkap (Jangan Sampai Hilang!)