:strip_exif():quality(75)/medias/1188/dd58bac461c1716bced8c9a6c4907297.jpeg)
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi serius yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya. Pengidap hipertensi perlu menjalani gaya hidup sehat dan minum obat secara rutin untuk menurunkan tekanan darah. Namun, banyak yang khawatir bahwa minum obat hipertensi setiap hari dapat merusak ginjal.
Mitos vs Fakta: Obat Hipertensi dan Ginjal
Apakah benar obat hipertensi berbahaya bagi ginjal? Faktanya, obat hipertensi tidak merusak ginjal dan justru membantu melindungi ginjal dari kerusakan. Hipertensi yang tidak terkontrol justru dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan sebaliknya, kerusakan ginjal dapat memicu tekanan darah tinggi.
Memahami Peran Ginjal dalam Tubuh
Ginjal adalah organ berbentuk kacang yang terletak di bagian bawah punggung. Fungsi ginjal sangat vital bagi kesehatan tubuh, di antaranya:
Filter Darah: Ginjal membersihkan dan menyaring limbah dan racun dalam darah.
Atur Keseimbangan: Ginjal mengatur keseimbangan elektrolit, cairan, dan asam basa dalam tubuh.
Membantu Metabolisme: Ginjal membantu metabolisme vitamin D.
Faktor Risiko Kerusakan Ginjal
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal, termasuk:
Hipertensi: Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di ginjal.
Diabetes: Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk ginjal.
Penyakit Jantung: Penyakit jantung dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah di ginjal.
Penyakit Hati: Penyakit hati dapat mengganggu fungsi ginjal.
Riwayat Kelainan Ginjal: Memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Kelainan Bentuk Ginjal: Kelainan bentuk ginjal sejak lahir dapat menyebabkan masalah fungsi ginjal.
Infeksi: Infeksi kandung kemih dan infeksi ginjal berulang dapat merusak ginjal.
Obesitas: Kelebihan berat badan dapat membebani ginjal.
Pola Makan Tidak Sehat: Pola makan tinggi garam atau gula dapat meningkatkan tekanan darah dan membebani ginjal.
Dehidrasi: Jarang minum air putih dapat menyebabkan dehidrasi dan mengganggu fungsi ginjal.
Sistem Kekebalan Tubuh Lemah: Daya tahan tubuh lemah atau penyakit autoimun dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Menjaga Kesehatan Ginjal Sejak Dini
Fungsi ginjal yang telah menurun atau rusak tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Namun, Anda dapat memperlambat penurunan fungsi ginjal melalui perawatan dan pengobatan yang tepat. Berikut beberapa cara menjaga kesehatan ginjal:
Cukupi Kebutuhan Cairan: Minum air putih minimal 2 liter atau 8 gelas setiap hari untuk membantu ginjal memproduksi urin dan membersihkan zat-zat beracun.
Makan Sehat dan Bergizi: Konsumsi buah, sayur, biji-bijian, makanan tinggi Omega-3, dan makanan kaya vitamin B6, B9, B12, C, dan D. Hindari makanan tinggi garam, gula, dan lemak jenuh.
Kelola Tekanan Darah: Batasi asupan garam maksimal 1 sendok teh (2000 mg) per hari. Kelola stres, cukup istirahat dan tidur, dan hindari faktor risiko yang memicu tekanan darah tinggi. Atasi penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan hipertensi.
Jaga Berat Badan Ideal: Obesitas atau kelebihan berat badan dapat membebani ginjal. Jaga berat badan ideal untuk kesehatan ginjal.
Rutin Berolahraga: Olahraga dapat melancarkan peredaran darah, membantu ginjal menyaring racun secara optimal, dan menjaga tekanan darah serta berat badan ideal.
Minum Obat dan Suplemen Sesuai Aturan: Konsumsi obat, vitamin, dan suplemen sesuai anjuran dokter untuk menghindari overdosis yang dapat merusak ginjal.
Berhenti Merokok: Rokok mengandung zat beracun yang dapat menghambat sirkulasi darah dan meningkatkan tekanan darah.
Hindari Alkohol Berlebihan: Alkohol berlebihan dapat mengganggu kinerja ginjal dan meningkatkan risiko gagal ginjal.
Obat Hipertensi: Pelindung Ginjal
Obat hipertensi yang diresepkan oleh dokter aman untuk diminum setiap hari secara rutin. Obat ini tidak merusak ginjal, justru membantu mencegah kerusakan ginjal dengan mengurangi tekanan pada pembuluh darah di ginjal.
Berikut beberapa jenis obat hipertensi yang umum diresepkan:
Diuretik: Membantu ginjal membuang kelebihan garam dan cairan, menurunkan tekanan darah. Contoh: hydrochlorothiazide dan indapamide.
Antagonis Kalsium (CCBs): Memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah. Contoh: amlodipine dan nifedipine.
ACE Inhibitor: Menghambat produksi hormon angiotensin II yang dapat menyempitkan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah dan mengurangi tekanan pada ginjal. Contoh: lisinopril, enalapril, dan ramipril.
ARB (Angiotensin-2 Receptor Blocker): Menghambat respon hormon angiotensin II, melebarkan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan melindungi jantung dan ginjal. Contoh: irbesartan, valsartan, losartan, dan candesartan.
Penghambat Renin: Menghambat kerja enzim renin yang dapat meningkatkan tekanan darah. Contoh: aliskiren.
Efek Samping Obat Hipertensi
Meskipun aman, beberapa orang mungkin mengalami efek samping ringan dari obat hipertensi seperti:
Sakit perut, mual, sembelit
Sakit kepala
Mual
Mengantuk
Lelah
Bengkak di kaki atau pergelangan kaki
Wajah memerah atau terasa panas
Palpitasi atau detak jantung lebih cepat
Jika mengalami efek samping, segera konsultasikan dengan dokter.
Kesimpulan
Obat hipertensi merupakan bagian penting dalam pengobatan dan pencegahan kerusakan ginjal. Penting untuk diingat bahwa obat ini aman digunakan secara rutin sesuai anjuran dokter. Jalankan pola hidup sehat, konsultasikan dengan dokter secara teratur, dan patuhi anjuran dokter untuk mengendalikan hipertensi dan menjaga kesehatan ginjal Anda.