:strip_exif():quality(75)/medias/1501/464ba4d64dcb5f9c396cfe4898adc593.jpeg)
Kardiomiopati adalah suatu kondisi yang memengaruhi otot jantung, membuatnya sulit untuk memompa darah secara efektif. Penyakit ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap, dan sering kali tidak menunjukkan gejala awal. Karena itu, banyak orang baru menyadari kondisi ini ketika sudah dalam tahap lanjut.
Apa itu Kardiomiopati?
Kardiomiopati dapat diartikan sebagai penyakit otot jantung yang menyebabkan jantung melemah, menebal, atau mengeras. Kondisi ini bisa memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien.
Jenis-Jenis Kardiomiopati
Ada beberapa jenis kardiomiopati, di antaranya:
Kardiomiopati Dilatasi: Jenis ini merupakan yang paling umum. Pada kondisi ini, otot jantung melemah dan dinding bilik jantung (ventrikel) menipis, sehingga ruang jantung membesar. Gejalanya termasuk sesak napas, cepat lelah, dan pembengkakan pada kaki atau perut.
Kardiomiopati Hipertrofik: Pada jenis ini, dinding jantung, terutama ventrikel kiri, mengalami penebalan berlebihan dan tidak normal. Hal ini menyebabkan dinding bilik jantung menjadi mengeras dan kaku, mengganggu relaksasi jantung yang penting untuk pengisian darah sebelum dipompakan ke seluruh tubuh. Jenis ini merupakan yang paling sering dijumpai, sekitar 1 dari 500 populasi sehat. Penyebabnya hampir selalu mutasi genetik atau keturunan. Gejalanya bisa berupa nyeri dada, berdebar, dan pingsan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gagal jantung yang berat. Pada beberapa kasus, terutama pada usia muda, kelainan ini tidak menimbulkan keluhan dan terdeteksi secara kebetulan saat pemeriksaan kesehatan rutin seperti rekaman jantung (EKG) dan ekokardiografi. Kardiomiopati hipertrofik merupakan penyebab tersering kematian jantung mendadak saat sedang berolahraga pada usia muda.
Kardiomiopati Restriktif: Pada jenis ini, dinding bilik jantung mengalami perubahan struktur yang menyebabkan pengerasan otot jantung tanpa adanya penebalan dinding. Jenis ini lebih jarang dibandingkan dengan kelainan otot jantung lainnya.
Kardiomiopati Aritmogenik: Kelainan ini disebabkan oleh perubahan jaringan otot jantung yang normal menjadi jaringan lemak fibrosa. Kondisi ini sering menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung yang fatal, jauh sebelum gejala gagal jantung muncul. Hal ini berkaitan dengan insidensi henti jantung atau kematian jantung mendadak yang lazim dijumpai pada pasien usia muda dengan penampilan sehat tanpa gejala sebelumnya.
Faktor Risiko Kardiomiopati
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kardiomiopati. Faktor-faktor tersebut meliputi:
Riwayat Keluarga: Risiko tertinggi terjadi jika ada anggota keluarga yang menderita kardiomiopati serupa, penyakit jantung lainnya, atau kematian jantung mendadak pada usia muda.
Genetik: Risiko meningkat pada mereka yang mewarisi gen yang bermutasi. Tes genetik dapat mengungkap hal ini.
Riwayat Infeksi atau Peradangan Jantung (Miokarditis): Paling sering disebabkan oleh beberapa virus tertentu. Seringkali, saat terkena infeksinya, gejalanya ringan seperti flu biasa.
Penyakit Sistemik: Penyakit jaringan ikat atau autoimun tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya kardiomiopati, khususnya jenis dilatasi dan restriktif.
Penyintas Kanker: Terutama yang pernah atau sedang mendapatkan radioterapi, kemoterapi, atau imunoterapi tertentu yang berpotensi toksik bagi otot jantung.
Gejala Umum Kardiomiopati
Gejala kardiomiopati bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa gejala umum yang mungkin dialami meliputi:
Sesak napas: Terutama saat aktivitas fisik atau ketika berbaring.
Kelelahan: Merasa cepat lelah bahkan setelah aktivitas ringan.
Pembengkakan: Terutama pada kaki, pergelangan kaki, dan perut akibat penumpukan cairan.
Nyeri dada: Rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang dapat menyebar ke lengan, bahu, atau leher.
Berdebar: Mengerasakan detak jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar.
Pingsan: Terutama saat sedang berolahraga.
Diagnosis Kardiomiopati
Untuk mendiagnosis kardiomiopati, dokter akan menggunakan beberapa metode pemeriksaan spesifik selain pemeriksaan fisik, antara lain:
Elektrokardiografi (EKG): Pemeriksaan ini mencatat aktivitas listrik jantung.
Ekokardiografi: Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar jantung.
Laboratorium darah: Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi penyebab kardiomiopati, seperti infeksi atau gangguan autoimun.
MRI jantung: Pemeriksaan ini memberikan gambar detail jantung.
Tes genetik: Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi mutasi gen yang dapat menyebabkan kardiomiopati.
Biopsi jantung: Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel kecil jaringan jantung untuk pemeriksaan mikroskopis.
Pengobatan Kardiomiopati
Pengobatan kardiomiopati bertujuan untuk mengurangi gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah komplikasi. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
Obat-obatan: Obat-obatan dapat digunakan untuk mengurangi beban kerja jantung, mengatur irama jantung, dan mencegah penggumpalan darah.
Perubahan gaya hidup: Membuat perubahan gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan, dan berolahraga secara teratur, dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.
Prosedur invasif: Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan prosedur invasif, seperti pemasangan alat pacu jantung atau operasi jantung.
Transplantasi jantung: Dalam kasus yang sangat parah, transplantasi jantung mungkin menjadi pilihan pengobatan.
Pencegahan Kardiomiopati
Meskipun tidak semua jenis kardiomiopati dapat dicegah, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, seperti:
Diet sehat: Makan makanan yang seimbang dan bergizi, dengan fokus pada buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.
Menurunkan berat badan: Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, berusaha untuk menurunkan berat badan secara bertahap dengan cara yang sehat.
Olahraga teratur: Lakukan aktivitas fisik secara rutin sesuai dengan kemampuan Anda. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis dan intensitas olahraga yang tepat.
Hindari alkohol dan rokok: Kedua kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi jantung.
Vaksinasi: Vaksinasi terhadap virus tertentu, seperti virus coxsackie, dapat membantu mencegah miokarditis.
Kesimpulan
Kardiomiopati adalah penyakit yang serius, tetapi dengan penanganan yang tepat, pasien dapat hidup dengan kualitas hidup yang baik. Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kardiomiopati, penyakit jantung lainnya, atau kematian jantung mendadak pada usia muda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang lebih serius.