Aritmia: Detak Jantung Tidak Teratur - Penyebab, Gejala & Pencegahan

Minggu, 25 Mei 2025 11:10

Aritmia adalah kondisi ketika detak jantung tidak teratur. Kenali jenis, penyebab, gejala, dan cara mencegah aritmia untuk menjaga kesehatan jantung Anda. Konsultasikan dengan dokter spesialis jantung jika Anda mengalami gejala.

illustration aritmia, detak jantung tidak teratur © copyright Tara Winstead - Pexels

Aritmia, atau detak jantung tidak teratur, merupakan kondisi medis yang terjadi ketika sinyal listrik di jantung mengalami gangguan, menyebabkan detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini bisa dialami oleh berbagai usia dan dapat memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Jenis-Jenis Aritmia

Aritmia dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

  1. Takikardia: Detak jantung lebih cepat dari 100 kali per menit. Gejala yang sering muncul meliputi sesak napas, jantung berdebar-debar, dan nyeri dada.
  2. Bradikardia: Detak jantung lebih lambat dari 60 kali per menit. Gejala yang bisa muncul antara lain pusing, kelelahan, bahkan pingsan.

Penyebab Aritmia

Berbagai faktor dapat memicu terjadinya aritmia. Berikut beberapa penyebab utamanya:

  • Penyakit jantung koroner: Penyempitan atau kerusakan pembuluh darah jantung mengganggu aliran darah dan aktivitas listrik jantung.
  • Hipertensi: Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah jantung.
  • Diabetes: Kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf, termasuk yang mengatur detak jantung.
  • Gangguan elektrolit: Ketidakseimbangan elektrolit seperti kalium dan magnesium dapat memengaruhi aktivitas listrik jantung.
  • Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan aritmia dapat meningkatkan risiko.
  • Konsumsi alkohol dan kafein: Asupan berlebihan dapat memengaruhi detak jantung.
  • Merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah jantung dan meningkatkan risiko aritmia.
  • Obat-obatan tertentu: Beberapa obat dapat menyebabkan aritmia sebagai efek samping.

Gejala Aritmia

Gejala aritmia dapat bervariasi tergantung pada jenis dan keparahannya. Berikut beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai:

  • Jantung berdebar-debar
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Nyeri dada
  • Pingsan
  • Perasaan jantung akan berhenti

Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis jantung.

Komplikasi Aritmia

Aritmia yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Stroke: Fibrilasi atrium, jenis aritmia yang paling umum, dapat menyebabkan penggumpalan darah di jantung yang bisa menyebabkan stroke jika terlepas.
  • Gagal jantung: Jantung tidak dapat memompa darah secara efisien, menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pembengkakan pada kaki.
  • Kematian mendadak: Terutama jika ventrikel jantung berdetak sangat cepat.

Pencegahan Aritmia

Meskipun tidak semua aritmia dapat dicegah, langkah-langkah berikut dapat membantu mengurangi risiko:

  • Jaga gaya hidup sehat: Makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan hindari merokok.
  • Kelola faktor risiko kardiovaskular: Kontrol tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol.
  • Pemeriksaan kesehatan rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko.
  • Hindari alkohol dan kafein berlebihan: Konsumsi berlebihan dapat memengaruhi detak jantung.

Deteksi dan Pengobatan Aritmia

Jika Anda merasakan detak jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur, segera konsultasikan dengan dokter spesialis jantung. Diagnosis aritmia memerlukan pemantauan yang cermat, yang dapat dilakukan melalui:

  • Elektrokardiogram (EKG): Merekam aktivitas listrik jantung.
  • Alat event monitor: Merekam gejala jantung selama beberapa minggu.
  • Holter monitor: Merekam aktivitas jantung selama 24 jam.

Pengobatan aritmia dapat dilakukan dengan:

  • Obat-obatan: Untuk mengatur detak jantung.
  • Pacemaker: Alat yang ditanamkan di dada untuk mengatur detak jantung.
  • Defibrilator implantable cardioverter (ICD): Alat yang ditanamkan di dada untuk memberikan kejut listrik jika terjadi detak jantung yang cepat dan berbahaya.
  • Cryoablation: Menggunakan suhu sangat rendah untuk membekukan jaringan jantung yang menyebabkan gangguan ritme.
  • Ablasi kateter: Menggunakan energi radiofrekuensi untuk merusak jaringan jantung yang menyebabkan gangguan ritme.

Pemilihan metode pengobatan yang paling tepat harus disesuaikan dengan kondisi medis pasien oleh dokter.

Penting

Selalu konsultasikan dengan dokter spesialis jantung jika Anda mengalami gejala aritmia. Diagnosis dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius dan menjaga kesehatan jantung Anda.

Artikel terkait

Pisang untuk Hipertensi: Benarkah Bisa Turunkan Risiko?
Manfaat Alpukat: Rahasia Umur Panjang & Tubuh Sehat
Penyakit Jantung: Ancaman Sejak Usia Muda, Waspadai Gaya Hidup Tidak Sehat!
Hipertensi: Kenali Gejala & Pencegahan Tekanan Darah Tinggi
5 Makanan yang Harus Dihindari untuk Jaga Kesehatan Jantung
Nyeri Dada Sebelah Kanan: Penyebab, Gejala, & Cara Mengatasinya
Bahaya 'Mager': Risiko Penyakit Jantung, Kanker, dan Diabetes - Pentingnya Aktivitas Fisik
Olahraga Hipertensi: Cara Ampuh Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Stroke Muda: Bahaya yang Sering Diabaikan! Waspadai Risiko di Usia Produktif
Kolesterol Tinggi: 5 Faktor Tak Terduga (Bukan Hanya Lemak!)
Manfaat Jogging untuk Kesehatan: Tingkatkan Kebugaran & Kualitas Hidup
Manfaat Diet Rendah Garam: Turunkan Tekanan Darah & Cegah Penyakit!