:strip_exif():quality(75)/medias/614/b18fe634d828684f4f15231f47224c48.jpeg)
Perilaku anak berbicara kasar memang seringkali membuat orang tua khawatir. Padahal, anak-anak seharusnya polos dan lugu. Namun, faktanya, banyak anak yang terbiasa menggunakan bahasa kasar dalam keseharian mereka. Apa penyebabnya?
Penyebab Anak Berbicara Kasar
Menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum, cara berbicara anak-anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Anak-anak cenderung meniru perilaku yang mereka amati.
1. Peniruan dari Orang Tua
Salah satu penyebab paling umum adalah peniruan dari orang tua. Jika orang tua sering berbicara kasar, anak-anak akan cenderung meniru gaya bicara tersebut. Ini menunjukkan bahwa anak-anak belajar bahasa melalui observasi dan peniruan.
2. Pengaruh dari Media Sosial dan Game Online
Selain dari orang tua, anak-anak juga bisa belajar bahasa kasar dari sumber lain. Rosdiana menemukan beberapa kasus di mana anak belajar bahasa kasar dari game online yang mereka mainkan. Konten di media sosial juga bisa menjadi sumber pengaruh.
Anak-anak yang sering bermain game online dan menonton konten di media sosial dapat terpengaruh oleh apa yang mereka lihat, termasuk meniru perilaku seperti berbicara kasar.
3. Kurangnya Pemahaman tentang Etika Berbahasa
Anak-anak mungkin belum sepenuhnya memahami pentingnya menggunakan bahasa yang sopan dan santun. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa berbicara kasar dapat menyakiti perasaan orang lain.
Cara Mengatasi Anak Berbicara Kasar
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk mengatasi anak yang berbicara kasar:
1. Berikan Contoh yang Baik
Sebagai orang tua, Anda adalah panutan bagi anak-anak. Gunakan bahasa yang sopan dan santun dalam berkomunikasi, baik di rumah maupun di luar rumah.
2. Ajarkan Nilai-Nilai Moral
Bicarakan dengan anak tentang pentingnya menghormati orang lain dan menggunakan bahasa yang baik. Jelaskan bahwa berbicara kasar dapat menyakiti perasaan orang lain.
3. Bicarakan tentang Dampak Negatif
Jelaskan kepada anak bahwa berbicara kasar dapat berdampak negatif bagi dirinya sendiri, seperti kehilangan teman atau mendapat hukuman dari orang tua.
4. Berikan Alternatif
Ajarkan anak untuk mengekspresikan emosinya dengan cara yang lebih positif, seperti melalui seni, olahraga, atau hobi lainnya.
5. Tetapkan Aturan
Tetapkan aturan yang jelas tentang penggunaan gawai dan konten yang diperbolehkan. Awasi anak saat menggunakan gawai dan batasi waktu bermain game online.
6. Hindari Reaksi Berlebihan
Ketika anak berbicara kasar, hindari reaksi yang berlebihan. Coba tenang dan ajarkan anak untuk menggunakan kata-kata yang lebih baik. Anda dapat mengatakan, "Aku mengerti kamu marah, tapi menggunakan kata-kata seperti itu tidak baik. Coba katakan dengan cara yang lebih baik."
7. Berikan Pujian dan Pengakuan
Ketika anak berusaha untuk menggunakan bahasa yang lebih baik, berikan pujian dan pengakuan. Ini akan memotivasi anak untuk terus berlatih dan memperbaiki perilaku mereka.
8. Dampingi Anak dalam Menggunakan Gawai
Orang tua disarankan untuk mendampingi anak saat menggunakan gawai hingga usia 12 tahun. Hal ini juga dapat membantu mencegah akses anak ke konten yang mengandung kekerasan atau pornografi.
9. Berikan Pemahaman tentang Batasan Usia di Media Sosial
Saat mendampingi anak, orang tua sebaiknya memberikan pemahaman mengenai batasan usia di media sosial, yaitu 12 tahun. Pada usia ini, anak dianggap sudah mampu berpikir tentang sebab dan akibat. Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk aktif terlibat dalam pengawasan dan pendidikan anak mengenai konten yang mereka konsumsi.
Dengan menerapkan tips di atas, Anda dapat membantu anak-anak untuk memahami pentingnya menggunakan bahasa yang baik dan menghormati orang lain. Ingat, komunikasi yang positif dan suportif adalah kunci untuk membantu anak-anak berkembang menjadi pribadi yang baik.