:strip_exif():quality(75)/medias/2233/2c6e7fcc22e00f137f9ef53a6b5bd64e.jpeg)
Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Namun, terkadang, kalimat-kalimat yang terucap tanpa sadar justru bisa menghalangi anak untuk meraih potensi terbaiknya. Alih-alih mendorong, kalimat-kalimat tersebut malah bisa membuat anak merasa tertekan, tidak dicintai, dan meragukan kemampuan dirinya sendiri.
Jennifer Wallace, seorang ahli parenting lulusan Harvard dan ibu dari tiga anak, menekankan pentingnya komunikasi yang tepat antara orang tua dan anak. Dalam bukunya, ia mengingatkan bahwa kalimat-kalimat yang terkesan mementingkan hasil daripada usaha justru bisa berdampak negatif pada perkembangan anak.
Berikut 5 kalimat motivasi anak yang sebaiknya dihindari orang tua agar anak-anak dapat tumbuh dengan percaya diri dan meraih kesuksesan:
1. "Tugasmu adalah belajar"
Kalimat ini bisa membuat anak merasa terbebani dan menganggap belajar sebagai kewajiban yang membosankan. Ingat, anak-anak tidak hanya perlu belajar untuk meraih prestasi akademis, tetapi juga untuk memahami bagaimana berkontribusi kepada lingkungan dan masyarakat. Bantu anak untuk mengenali kemampuannya dan bagaimana ia dapat menggunakannya untuk memberi manfaat bagi orang lain. Ajarkan anak untuk mencintai proses belajar dan menemukan makna di balik setiap pelajaran.
2. "Bagaimana sekolah/kuliahmu?"
Pertanyaan ini bisa terasa menekan, terutama ketika sering ditanyakan. Wallace menyarankan untuk menetapkan waktu khusus untuk membahas hal-hal akademis, sehingga anak tidak merasa selalu dipantau dan bisa fokus pada aspek lain dalam hidupnya. Tunjukkan minat pada aktivitas anak di luar sekolah, seperti hobi, teman, dan kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini akan membantu anak merasa dihargai dan didengarkan sebagai individu utuh, bukan hanya sebagai pelajar.
3. "Bagaimana nilai tugas-tugasmu?"
Alih-alih selalu menanyakan nilai, Wallace menyarankan untuk menanyakan hal-hal yang lebih ringan, seperti menu makan siang anak di sekolah. Hal ini bisa membuka percakapan tentang dinamika sosial, persahabatan, kesehatan, dan kesejahteraan anak secara keseluruhan. Tunjukkan perhatian dan kepedulian pada keseharian anak dan bantu ia membangun hubungan yang positif dengan lingkungan sekitarnya.
4. "Kamu tidak boleh gagal"
Menuntut kesempurnaan justru bisa membuat anak merasa tertekan dan takut untuk mencoba hal baru. Ajarkan anak untuk fokus pada proses belajar, memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses untuk mencapai kesuksesan. Bantu anak untuk belajar dari kesalahan, bangkit dari kegagalan, dan terus berusaha untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
5. "Ayah/Ibu cuman mau kamu bahagia"
Meskipun keinginan untuk melihat anak bahagia adalah hal yang wajar, Wallace mengingatkan agar tidak menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama. Ajarkan anak untuk menjalani hidup yang bermakna, dengan tujuan untuk membantu orang lain, berkontribusi kepada masyarakat, dan terus berkembang. Bicarakan tentang nilai-nilai kehidupan yang penting bagi keluarga dan ajarkan anak untuk menemukan kebahagiaan dalam proses mencapai tujuan yang bermanfaat.
Tips Komunikasi Efektif dengan Anak
Berikut beberapa tips komunikasi efektif untuk membangun hubungan yang kuat dengan anak dan mendorong mereka untuk meraih potensi terbaiknya:
Berlatih mendengarkan dengan empati: Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang ingin disampaikan anak, tanpa menghakimi atau menginterupsi.
Berikan pujian yang spesifik: Berikan pujian yang terarah pada usaha dan proses belajar, bukan hanya pada hasil akhir.
Ajukan pertanyaan terbuka: Dorong anak untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi ide-ide baru dengan mengajukan pertanyaan terbuka.
Buat waktu berkualitas bersama: Luangkan waktu untuk bermain, bercerita, atau melakukan kegiatan bersama anak, sehingga Anda dapat membangun ikatan emosional yang kuat.
Tunjukkan rasa hormat: Perlakukan anak dengan hormat dan tunjukkan bahwa Anda percaya pada kemampuannya.
Ingat, komunikasi yang sehat dan penuh empati adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dengan anak dan mendorong mereka untuk meraih potensi terbaiknya.