Limfoma: Jenis Kanker Darah yang Menyerang Sistem Imun - Gejala, Pengobatan & Diagnosis

Selasa, 24 September 2024 14:57

Pahami limfoma, jenis kanker darah yang menyerang sistem imun. Pelajari gejala, jenis, pengobatan, diagnosis dini, dan pentingnya konsultasi medis untuk penanganan yang tepat.

Ilustrasi limfoma © copyright Antoni Shkraba - Pexels

Limfoma adalah jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, jaringan penting dalam sistem imun tubuh Anda. Sistem limfatik terdiri dari kelenjar getah bening, amandel, adenoid, dan sumsum tulang. Sel-sel dalam sistem limfatik membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Ketika sel-sel ini menjadi kanker, mereka dapat tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor.

Jenis-Jenis Limfoma

Ada dua jenis utama limfoma:

Limfoma Hodgkin: Jenis limfoma ini dinamai dari dokter Inggris, Thomas Hodgkin, yang pertama kali mendeskripsikannya pada tahun 1832. Limfoma Hodgkin biasanya dimulai di kelenjar getah bening dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Limfoma Non-Hodgkin: Jenis limfoma ini jauh lebih umum daripada limfoma Hodgkin. Terdapat banyak jenis limfoma non-Hodgkin, yang masing-masing memiliki karakteristik dan cara pengobatan yang berbeda.

Gejala Limfoma

Gejala limfoma bisa bervariasi tergantung jenis dan stadium penyakit. Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai meliputi:

Gejala Umum Limfoma

Pembengkakan kelenjar getah bening: Seringkali terasa seperti benjolan di bawah kulit, terutama di leher, ketiak, atau selangkangan. Pembengkakan ini biasanya tidak nyeri, tetapi dapat terasa lunak saat disentuh.

Demam dan menggigil: Suhu tubuh meningkat secara tiba-tiba dan disertai menggigil. Demam ini bisa berlangsung beberapa hari atau minggu, tanpa tanda infeksi.

Penurunan berat badan yang tidak terjelaskan: Hilangnya berat badan secara signifikan tanpa alasan yang jelas, seperti perubahan pola makan atau aktivitas fisik. Penurunan berat badan ini bisa mencapai 10% dari berat badan awal dalam waktu enam bulan.

Kelelahan: Rasa lelah yang berlebihan dan tidak kunjung hilang, meskipun Anda sudah cukup tidur. Kelelahan ini bisa membuat Anda kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

Merasa kenyang meski hanya makan sedikit: Rasa cepat kenyang meskipun hanya makan sedikit, yang menyebabkan penurunan asupan makanan dan berat badan.

Nyeri atau tekanan di dada: Rasa tidak nyaman di dada yang bisa disertai sesak napas. Rasa nyeri ini bisa disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening di dada.

Napas tersengal atau batuk: Kesulitan bernapas atau batuk yang persisten, yang bisa disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening di dada atau paru-paru.

Infeksi yang sering atau parah: Mudah terinfeksi dan infeksi yang terjadi lebih sulit untuk diatasi. Sistem imun yang lemah membuat tubuh lebih mudah rentan terhadap infeksi.

Mudah lebam dan berdarah: Perdarahan yang mudah terjadi, baik karena benturan ringan maupun tanpa sebab yang jelas. Perdarahan ini bisa terjadi karena sel darah putih yang berperan dalam pembekuan darah berkurang.

Gejala Tipe B (Limfoma Non-Hodgkin)

Selain gejala umum tersebut, terdapat gejala khusus yang sering muncul pada pasien limfoma non-Hodgkin, dikenal sebagai gejala tipe B:

Demam yang datang dan pergi: Demam yang muncul secara berkala, berlangsung beberapa hari atau minggu, tanpa tanda infeksi. Demam ini bisa terjadi di malam hari dan disertai keringat malam.

Keringat malam yang berlebihan: Berkeringat hebat pada malam hari, meskipun suhu ruangan tidak terlalu panas. Keringat ini bisa membasahi pakaian dan seprai.

Penurunan berat badan yang tidak terjelaskan: Penurunan berat badan yang signifikan, sekitar 10% dari berat badan dalam waktu enam bulan. Penurunan berat badan ini biasanya terjadi tanpa alasan yang jelas, seperti perubahan pola makan atau aktivitas fisik.

Diagnosis Limfoma

Jika Anda mengalami gejala yang dicurigai sebagai limfoma, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan melakukan tes penunjang, seperti:

Pemeriksaan darah: Untuk memeriksa jumlah sel darah putih dan melihat adanya tanda-tanda kanker.

Biopsi: Pengambilan sampel jaringan dari kelenjar getah bening atau organ lain untuk diperiksa di laboratorium. Biopsi adalah cara paling akurat untuk mendiagnosis limfoma.

Pindai CT scan, MRI scan, atau PET scan: Pemeriksaan pencitraan untuk melihat ukuran dan lokasi tumor, serta menilai penyebaran penyakit.

Pengobatan Limfoma

Pengobatan limfoma tergantung pada jenis, stadium, dan kondisi kesehatan pasien. Terdapat beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, seperti:

Pemantauan: Untuk kasus yang stabil, mungkin hanya perlu dimonitor secara berkala dengan pemeriksaan rutin.

Kemoterapi: Pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi bisa diberikan melalui intravena, oral, atau kombinasi keduanya. Efek samping kemoterapi bisa bervariasi, tergantung pada jenis obat dan dosis yang diberikan.

Imunoterapi: Menggunakan sistem imun tubuh untuk melawan sel kanker. Imunoterapi bisa diberikan dalam bentuk obat-obatan atau transplantasi sel induk. Efek samping imunoterapi biasanya lebih ringan daripada kemoterapi.

Terapi radiasi: Menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi biasanya digunakan untuk limfoma Hodgkin atau limfoma non-Hodgkin yang terbatas di satu area tubuh. Efek samping terapi radiasi bisa berupa kelelahan, mual, dan muntah.

Transplantasi sumsum tulang atau sel punca: Mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat. Transplantasi sumsum tulang biasanya dilakukan untuk limfoma yang tidak merespons terhadap pengobatan lain. Efek samping transplantasi sumsum tulang bisa berupa infeksi, pendarahan, dan penyakit graft-versus-host.

Pencegahan Limfoma

Meskipun penyebab pasti limfoma belum diketahui, beberapa faktor diketahui meningkatkan risiko terkena limfoma, termasuk:

Usia: Risiko limfoma meningkat seiring bertambahnya usia.

Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga yang pernah menderita limfoma meningkatkan risiko Anda terkena limfoma.

Sistem imun yang lemah: Orang dengan sistem imun yang lemah, seperti pasien HIV atau yang menjalani kemoterapi, memiliki risiko limfoma lebih tinggi.

Paparan radiasi: Paparan radiasi, seperti dari sinar-X atau terapi radiasi, dapat meningkatkan risiko limfoma.

Infeksi: Beberapa jenis infeksi, seperti virus Epstein-Barr dan Helicobacter pylori, dikaitkan dengan peningkatan risiko limfoma.

Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko limfoma, terutama limfoma Hodgkin.

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah limfoma, Anda dapat mengurangi risiko Anda dengan:

Menghindari merokok: Merokok merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit, termasuk limfoma.

Menerima vaksinasi: Vaksinasi dapat membantu memperkuat sistem imun dan melindungi Anda dari infeksi yang dapat meningkatkan risiko limfoma.

Menjaga pola hidup sehat: Pola hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan menghindari stres, dapat membantu menjaga sistem imun tetap kuat dan mengurangi risiko limfoma.

Prognosis Limfoma

Prognosis limfoma bervariasi tergantung jenis, stadium, dan kondisi kesehatan pasien. Secara umum, limfoma merupakan jenis kanker yang serius dan bisa menyebar dengan cepat, tetapi sangat bisa diobati. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, banyak pasien limfoma dapat pulih dan menjalani hidup yang normal.

Penting untuk diingat bahwa informasi ini hanya untuk tujuan edukasi dan bukan pengganti konsultasi medis. Jika Anda mengalami gejala yang dicurigai sebagai limfoma, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Artikel terkait

Neurofisiologi: Kunci Deteksi Dini & Terapi Efektif Gangguan Saraf
Mengapa Wanita Lebih Lama Umurnya? Harapan Hidup Wanita & Pria
Hilangkan Perut Buncit: Olahraga Efektif dan Tips Jitu
Tips Kesehatan Mata: Rahasia Penglihatan yang Jernih
Rahasia Awet Muda: 5 Jenis Olahraga Wajib Dicoba!
Budaya Kerja Jepang: Tekanan Tinggi, Jam Kerja Panjang, dan Dampaknya pada Kesehatan
Keseimbangan Hormon Wanita: Atasi Mood Swing & Jaga Kesehatan
Bahaya Vitamin D Berlebihan: Efek Samping & Dosis Aman
Rahasia Pola Makan Umur Panjang: Panduan Menu Sehat untuk Hidup Lebih Lama
Manfaat Menyusui Langsung: Pentingnya DBF untuk Bayi
YouTube Batasi Rekomendasi Konten Kesehatan Remaja: Fokus pada Kesehatan Mental
Olahraga Pagi: Meningkatkan Suasana Hati, Metabolisme & Fokus