:strip_exif():quality(75)/medias/4635/31a63f16215a9c688901b354a6bb424c.jpg)
Memuji anak memang menyenangkan hati dan membangkitkan semangat. Namun, tahukah Anda bahwa terlalu sering memuji justru bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak? Artikel ini akan menjelaskan bahaya pujian berlebihan, dampaknya pada motivasi anak, dan memberikan panduan praktis untuk memotivasi anak dengan cara yang lebih efektif.
Dampak Negatif Pujian Berlebihan
Dr. Jim Taylor dari University of San Francisco mengungkapkan bahwa pujian yang terlalu umum, seperti "Kerja bagus!" atau "Kamu hebat!", tidak memberikan dampak positif yang berarti.
"Pujian seperti itu terkesan malas, tidak berguna, dan malah merugikan," tegas Dr. Taylor.
Alasannya? Karena pujian tersebut tidak spesifik. Pujian ini tidak menjelaskan kepada anak apa yang sebenarnya mereka lakukan dengan baik.
"Kerja bagus!" misalnya, lebih berfokus pada hasil, bukan prosesnya. Lebih baik ganti dengan "Usahamu bagus!", "Kamu bekerja sangat keras dalam mempersiapkan ujian ini," atau "Kamu tadi sangat fokus selama pertandingan," karena ini menunjukkan bahwa Anda menghargai proses yang dilakukan anak.
"Anak-anak tidak perlu dipuji 'Kamu hebat' saat berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Itu sudah jelas dengan sendirinya," jelas Dr. Taylor. "Yang penting adalah memberitahu mereka mengapa mereka melakukannya dengan baik, sehingga mereka bisa mengulang proses itu di masa depan untuk mencapai hasil yang sama," sambungnya.
Pujian Berlebihan vs. Pujian atas Usaha: Mana yang Lebih Efektif?
Penelitian dari Columbia University menunjukkan bahwa cara orang tua memuji memiliki pengaruh besar pada perkembangan anak. Anak yang dipuji karena kecerdasannya cenderung fokus pada hasil.
Jika gagal, mereka akan merasa kurang gigih, kurang menikmati proses, dan mengaitkan kegagalan dengan kurangnya kemampuan yang dianggap tak bisa diubah.
"Memuji anak atas kecerdasannya membuat mereka takut menghadapi kesulitan karena mereka menganggap kegagalan sama dengan kebodohan," kata Dr. Dweck.
Terlalu sering memuji juga tidak baik. Anak yang sering dipuji cenderung lebih berhati-hati dalam menjawab pertanyaan, kurang percaya diri, kurang gigih dalam mengerjakan tugas yang sulit, dan kurang berani berbagi ide.
Sebaliknya, anak yang dipuji atas usahanya menunjukkan minat belajar yang lebih besar, gigih, cenderung senang, menganggap kegagalan sebagai kurangnya usaha yang bisa diubah, dan berprestasi lebih baik di aktivitas berikutnya.
"Memberikan penghargaan atas usaha mendorong anak untuk berusaha lebih keras dan mencari tantangan baru," jelas Dr. Grolnick dari Clark University.
Tips Memotivasi Anak Tanpa Terlalu Banyak Pujian
Pada anak kecil, Dr. Taylor menyarankan orang tua untuk tidak memuji sama sekali. Cukup soroti apa yang mereka lakukan.
- Ajukan Pertanyaan: Sebagai alternatif, ajukan pertanyaan kepada anak-anak untuk mengetahui apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang pencapaiannya.
- Berikan Ruang untuk Refleksi: Contohnya, 'Apa yang paling kamu suka dari penampilanmu?' atau 'Bagaimana perasaanmu tentang apa yang baru saja kamu lakukan?' Biarkan anak-anak memutuskan sendiri bagaimana perasaan mereka tentang pencapaian mereka.
Intinya, berikan anak kesempatan untuk menghargai diri sendiri atas usahanya. Dorong anak untuk memahami proses pencapaiannya sendiri.
Kesimpulan
Pujian yang tepat sasaran dan spesifik dapat menjadi alat motivasi yang efektif untuk anak. Namun, terlalu banyak memuji justru bisa berdampak negatif pada perkembangan anak. Fokuslah pada penghargaan atas usaha, dorong rasa ingin tahu, dan berikan kesempatan kepada anak untuk belajar dari kesalahan.
Dengan memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat, Anda dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, tangguh, dan berprestasi.